Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Debat Terakhir Trump-Biden, Seperti Apa Persiapannya?

Kompas.com - 23/10/2020, 06:18 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber CNN

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Calon presiden petahana dari Partai Republik Donald Trump kembali menghadapi lawannya dari Partai Demokrat, Joe Biden pada Kamis malam (22/10/2020) waktu setempat.

Malam itu semestinya menjadi debat presiden ketiga dan terakhir namun kenyataannya, debat itu merupakan yang kedua dan terakhir.

Melansir CNN, pada tahun 2019 Komisi Debat Presiden menjadwalkan tiga debat untuk tanggal 29 September, 15 Oktober dan 22 Oktober.

Namun pekan lalu, komisi tersebut membatalkan debat antara Trump dan Biden setelah Trump menolak melakukan debat virtual meskipun ada kekhawatiran penularan Covid-19 setelah Trump terinfeksi penyakit mematikan itu.

Untuk menggantikannya, Trump dan Biden melakukan kampanye masing-masing dan saling bersaing.

Baca juga: Preview Debat Capres AS Terakhir: Mute Mikrofon dan Biden yang Terbuai

Pada debat terakhir, Trump dan Biden sepakat tidak pakai plexiglass

Baik tim kampanye Presiden Trump maupun Joe Biden sepakat bahwa kaca plexiglass yang pernah ada di ruang debat di Nashville tidak diperlukan dan harus diturunkan, menurut Frank Fahrenkopf, kepala komisi debat.

Fahrenkopf mengatakan bahwa kaca plexiglass itu dipasang atas rekomendasi dari penasihat medis di lapangan.

Fahrenkopf mengatakan sore ini, para penasihat mengatakan mereka percaya penghalang kaca itu akan "membantu selama proses debat" tetapi berubah pikiran begitu mereka "mengetahui presiden diuji hari ini dan dinyatakan negatif" dan telah melewati hari-hari tanpa tanda-tanda infeksi virus corona.

Penasihat medis yang juga menelepon Dr Anthony Fauci dan pakar kesehatan masyarakat "setuju bahwa kaca plexiglass tidak akan menghalangi apa pun," kata Fahrenkopf.

Baca juga: Mikrofon Bisa Di-mute di Debat Capres Terakhir, Timses Trump Marah

Penonton wajib pakai masker

Meski mengatakan masker bukanlah "obat mujarab" dalam memerangi virus, kepala staf Gedung Putih Mark Meadows mengatakan bahwa para penonton debat akan mematuhi aturan memakai masker.

“Akankah itu membantu di ruang terbatas? Tentu, ini membantu,” kata Meadows kepada CNN.

Anthony Fauci, pakar penyakit menular terkemuka di negara itu, selama ini juga telah merekomendasikan penggunaan masker untuk memerangi penyebaran virus corona pada beberapa kesempatan.

Meadows juga ditanya apakah dia bersama keluarga Trump dan hadirin akan mengenakan masker kali ini di ruang debat setelah beberapa dari rombongan Trump gagal melakukannya selama debat presiden pertama.

“Itu bagian dari aturan kali ini. Itu tidak wajib pada mulanya," katanya. “Setiap penonton wajib mengenakan masker. Jadi, kami akan mematuhinya." 

Meadows juga menambahkan semua orang yang hadir di acara itu juga telah diperiksa apakah terinfeksi virus corona atau tidak.

Baca juga: Aturan “Matikan Mikrofon” Diterapkan dalam Debat Capres AS Terakhir

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com