Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Misteri Terowongan Bawah Tanah London, Peninggalan Perang Dingin yang Tak Pernah Diungkap

Kompas.com - 22/10/2020, 21:08 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

LONDON, KOMPAS.com - Terowongan bawah tanah misterius di Inggris telah menggelitik rasa ingin tahu banyak orang selama puluhan tahun. Namun, hingga baru-baru ini, pihak berwenang selalu menutup-nutupi keberadaannya.

Pada 2017, data yang diterbitkan Land Registry (lembaga yang mendata kepemilikan lahan dan properti di Inggris) mengungkap keberadaan jaringan dan jalur telekomunikasi sepanjang empat juta kilometer di bawah kota London, banyak di antaranya diam-diam dibangun oleh Kantor Pos, British Telecom, dan Kementerian Pertahanan.

Ini adalah kapsul waktu yang sungguh menakjubkan.

Baca juga: Kisah Misteri: Benarkah Cleopatra Bunuh Diri dengan Ular?

Sistem terowongan dan ruang bawah tanah era Perang Dingin yang misterius dan jumlahnya ratusan ini, telah menggelitik rasa ingin tahu banyak orang selama beberapa dekade.

Namun, hingga baru-baru ini, pihak berwenang selalu merahasiakannya rapat-rapat. Banyak di antara terowongan itu milik Kementerian Pertahanan dan tidak pernah diketahui publik.

Pengungkapan yang paling menarik adalah terowongan rahasia Postmaster General di bawah jantung pemerintahan di 57 Whitehall.

Terowongan itu dibangun untuk melindungi mesin dan komunikasi dari ancaman bom atom selama Perang Dingin, dan bunker itu tembus ke ruang bawah tanah Kantor Perang Lama, yang pernah digunakan oleh Winston Churchill.

Pada tahun 2014, jaringan hotel Raffles membeli gedung seluas 54.000 meter persegi itu dari Kementerian Pertahanan seharga 350 juta poundsterling.

Baca juga: Kisah Perang: 7 Bunker Terbesar di Dunia, Ada Starbucks dan Bioskopnya

Dinamakan "The OWO", landmark kota London itu akan dibuka sebagai salah satu hotel termewah dunia pada tahun 2022.

Lebih dari 30 roda gigi dan selusin lift yang membentang dari daerah kelas pekerja East End hingga jantung Whitehall, menghubungkan terowongan Postmaster General ke jaringan bawah tanah rahasia, yang sebagian besar diam-diam menembus ke gedung-gedung pemerintah dan sentral telepon.

Masyarakat luas bisa mengunjungi bunker Winston Churchill di Kantor Perang Lama (Old War Office).JEN-THE-LIBRARIAN/CC BY-NC-SA 2.0 via BBC INDONESIA Masyarakat luas bisa mengunjungi bunker Winston Churchill di Kantor Perang Lama (Old War Office).
Melangkah lebih jauh, di dekat Whitehall, terdapat sentral telepon anti-bom atom di bawah jalan High Holborn, yang awalnya dibangun oleh pemerintah sebagai tempat berlindung dari serangan udara pada awal 1940-an.

Dari 1960-an hingga 1980-an, tempat tersebut menjadi lokasi pertemuan rahasia lebih dari 200 insinyur.

Shelter itu memiliki enam terowongan; awalnya hanya dua kemudian ditambahkan empat terowongan untuk menjadi titik akhir kabel telepon transatlantik pertama, dan cukup luas untuk menampung restoran staf, kedai teh, ruang permainan, dan bar.

Barnya diklaim sebagai yang terdalam di Inggris, terletak sekitar 60 metr di bawah stasiun kereta bawa tanah Chancery Lane.

Baca juga: Misteri Tubuh Manusia: Alasan Kuku Tangan Lebih Mudah Panjang

Meskipun masyarakat tidak bisa mengakses terowongan-terowongan yang baru ditemukan ini, ada satu bunker bawah tanah di Whitehall yang dibuka untuk umum sejak tahun 1984: Ruang Perang Kabinet, kantor bawah tanah mantan PM Inggris Winston Churchill.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Internasional
Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Global
AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Internasional
AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

Global
Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Global
[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

Global
Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Global
Polisi Bubarkan Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam dan Berlin

Polisi Bubarkan Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam dan Berlin

Global
OPCW: Tuduhan Penggunaan Senjata Kimia di Ukraina Tidak Cukup Bukti

OPCW: Tuduhan Penggunaan Senjata Kimia di Ukraina Tidak Cukup Bukti

Global
Israel Kerahkan Tank ke Rafah, Ambil Alih Kontrol Perbatasan

Israel Kerahkan Tank ke Rafah, Ambil Alih Kontrol Perbatasan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com