WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Dua aliansi utama Turki di Barat, Amerika Serikat dan Jerman mendesak negara itu pada Selasa (13/10/2020) untuk menarik kembali sebuah kapal yang berada di perairan yang diperebutkan dengan Yunani.
Dengan kata lain, Washington menuntut Turki untuk mengakhiri "provokasi" terhadap Yunani.
Angkatan laut Turki mengatakan pada Minggu bahwa kapal eksplorasi Oruc Reis sedang menuju kembali ke perairan Mediterania Timur yang kaya energi antara Pulau Kreta Yunani dan Siprus beberapa pekan di tengah perundingan.
Dalam pernyataan yang tegas, Departemen Luar Negeri AS menyatakan "menyesalkan" keputusan Turki dan mencatat bahwa Yunani "menegaskan yurisdiksi" atas wilayah di mana kapal Turki berencana untuk beroperasi hingga 22 Oktober.
"Kami mendesak Turki untuk mengakhiri akumulasi provokasi dan sesegera mungkin memulai perundingan eksplorasi dengan Yunani," ujar Juru bicara Deplu AS Morgan Ortagus dikutip AFP.
Baca juga: Turki Bakal Kirim Kapal Penelitian Lagi ke Mediterania Timur, Yunani Marah
"Pengumuman Turki secara sepihak menimbulkan ketegangan di kawasan itu dan dengan sengaja mempersulit dimulainya kembali perundingan eksplorasi penting antara sekutu NATO kami Yunani dan Turki," katanya.
"Pemaksaan, ancaman, intimidasi, dan aktivitas militer tidak akan menyelesaikan ketegangan di Mediterania Timur."
Terakhir, Turki mengirim kapal ke perairan yang diperebutkan pada Agustus dengan dukungan kapal perang, membuat khawatir Yunani dan Siprus.
Yunani menanggapi hal itu dengan melakukan latihan militer tetapi ketegangan mereda ketika Ankara dan Athena sepakat untuk membicarakan konflik.
Yunani mengatakan pada Selasa kemarin bahwa tidak akan ada solusi diplomatik sampai Turki menarik kapalnya.
Yunani "tidak akan duduk di meja untuk perundingan eksplorasi sementara Oruc Reis dan kapal perang yang mengawal ada di luar sana," kata Menteri Negara Yunani, George Gerapetritis kepada radio Parapolitika.
Dia mengatakan Athena akan "dengan tegas" mengangkat sengketa itu pada pertemuan dewan Eropa mulai Kamis besok.
Baca juga: Hina Erdogan, Situs Web Media Yunani Diretas Hacker
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bulan lalu mengatakan bahwa penarikan kapal adalah peluang untuk memberikan 'kesempatan' bagi diplomasi.
Namun pejabat-pejabat Turki bersikeras kapal itu sedang menjalani perbaikan terencana dan akan kembali ke laut Mediterania Timur untuk lanjut bekerja.
Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas dalam pernyataannya sebelum perjalanan ke Siprus dan Yunani mengatakan bahwa Turki "harus mengakhiri siklus penahanan dan provokasi jika pemerintahnya tertarik untuk melakukan perundingan."
"Jika eksplorasi gas Turki harus diperbarui di wilayah laut yang lebih kontroversial di Mediterania Timur, ini akan menjadi kemunduran serius bagi upaya untuk mengurangi eskalasi," kata Maas.
Sementara Perancis telah dengan gigih mendukung Yunani selama perselisihan dengan Turki, Jerman justru membuat kesal banyak orang Yunani pada bulan Agustus karena respons mereka dianggap rendah untuk ukuran negara dengan kekuatan ekonomi terbesar di Eropa.
Baca juga: Erdogan Dihina Koran Yunani, Turki Mengecam Balik
Hal itu mungkin dikarenakan Erdogan memiliki hubungan yang baik dengan Kanselir Jerman Angela Merkel, baik dalam membendung aliran pengungsi Suriah dan lainnya ke Eropa dan selama krisis di Libya.
Erdogan juga telah memupuk hubungan dekat dengan Presiden AS Donald Trump, terbukti dari ucapan presiden AS itu yang mengatakan tentang Erdogan dalam sebuah wawancara dengan jurnalis investigasi Bob Woodward.
"Semakin keras dan kejam mereka, semakin baik saya bergaul dengan mereka."
Meski begitu, hubungan AS tetap berkembang pesat dengan Athena, sebagian karena semakin merangkul Israel.
Menteri Luar Negeri Mike Pompeo bulan lalu mengunjungi Yunani untuk menunjukkan dukungan di mana dia menyuarakan harapan untuk meredakan ketegangan dengan Turki.
Di bawah Erdogan, Turki baru-baru ini tegas di berbagai bidang, tidak hanya melawan rival bersejarah Yunani.
Erdogan bahkan dalam beberapa pekan terakhir juga campur tangan dalam konflik Azerbaijan-Armenia dengan mendorong seruan kepada Armenia untuk mengakhiri "pendudukan" di wilayah Nagorno-Karabakh.
Baca juga: Turki Kerahkan Latihan Militer di Siprus Utara di Tengah Ketegangan dengan Yunani
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.