ALEPPO, KOMPAS.com - Kota Aleppo yang luluh lantak akibat kecamuk Perang Suriah mendapatkan denyut nadinya kembali, salah satunya melalui pertandingan sepak bola lokal.
Pada Akhir Januari 2017 Aleppo menggelar pertandingan sepak bola pertamanya dalam lima tahun terakhir.
Kala itu Al Ittihad bertanding dalam derbi sekota melawan Hurriya. Pertandingan dimenangkan tuan rumah dengan skor tipis 2-1.
Baca juga: Kisah Perang: 10 Film yang Jadi Senjata Propaganda, Sudah Nonton?
Tidak ada hujan gol yang terjadi, tapi Aleppo saat itu penuh dengan hujan keceriaan dan gegap gempita.
Kota yang bertahun-tahun diliputi kemurungan, kekhawatiran, dan berurai air mata usai wilayahnya terbagi antara tentara dengan pasukan pemberontak pada 2011, kembali bisa bergelak tawa riang.
Diberitakan BBC (29/1/2017), pemerintah Suriah mendapat kembali kendali penuh atas kota itu pada Desember 2016 melalui serangan besar.
Al Ittihad dan Hurriya bermain di atas rumput kecoklatan dan lapuk karena musim dingin. Stadionnya rusak karena dibombardir senjata militer, tapi tidak mematahkan semangat menonton sepak bola layaknya kompetisi megah di tempat lain.
Baca juga: Kisah Perang: Momotaro, Anime yang Jadi Alat Propaganda Jepang di PD II
Menariknya, sisa-sisa perang masih terlihat di sekitar stadion. Ada spanduk Presiden Suriah Bashar Al Assad dan polisi dengan perlengkapan antihuru-hara berdiri di sekitarnya.
FIFA memang melarang stadion menjadi wahana atribut politik, tapi untuk kasus yang satu ini tampaknya menjadi pengecualian.
Penonton bersorak-sorai, menabuh genderang dan melambaikan bendera warna tim kesayangan mereka masing-masing.
"Saya tidak bisa menggambarkan bagaimana rasanya kembali ke lapangan (di Aleppo) setelah lima tahun," kata pemain Al Ittihan Omar Hamidi kepada wartawan sebelum pertandingan.
"Jantungku berdebar kencang," lanjutnya dikutip dari BBC.
Baca juga: Kisah Perang: Tet Offensive, Hari Kelam Tentara Paman Sam di Vietnam
Sementara itu pemain Hurriya Firas Al Ahmad berujar, perjalanan ke medan laga dari kota pesisir Latakia - tempat timnya bermain musim itu - mengganggu performa mereka. Tapi dia mengaku senang bisa kembali ke rumah.
"Ini hak kami untuk bermain di Aleppo. Dan kami bermain lebih baik di Aleppo. Saat kami bermain di lapangan dengan para penggemar, performa kami meningkat."
"Kami ingin mengharumkan nama Aleppo," ungkapnya.