HANOI, KOMPAS.com - Serangan Tet atau Tet Offensive adalah serangkaian serangan Vietnam Utara secara serentak di lebih dari 100 kota dan pos-pos terdepan di Vietnam Selatan.
Serangan ini dilakukan untuk memancing pemberontakan di antara penduduk Vietnam Selatan, dan mendesak Amerika Serikat (AS) segera angkat kaki dari Perang Vietnam.
Tentara AS dan Vietnam Selatan sebenarnya berhasil membendung serangan ini, tetapi pemberitaannya mengejutkan publik Amerika dan mengurangi dukungan mereka ke Perang Vietnam.
Sementara itu di kubu Vietnam Utara, Tet Offensive menandai titik balik dalam Perang Vietnam dan mereka berhasil meraih kemenangan meski harus dibayar dengan banyaknya korban jiwa.
Baca juga: Kisah Perang: Rahasia Taktik Dau Tranh yang Bungkam AS di Perang Vietnam
Tet adalah hari libur besar dalam kalender Vietnam untuk merayakan tahun baru Imlek setiap 31 Januari.
Di perayaan-perayaan sebelumnya hari libur itu digunakan sebagai gencatan senjata informal antara Vietnam Selatan dan Vietnam Utara, termasuk sekutu komunis mereka di Vietnam Selatan, Viet Cong.
Namun pada awal 1968 sebagaimana dikisahkan History, komandan militer Vietnam Utara Jenderal Vo Nguyen Giap memilih tanggal 31 Januari tahun itu untuk melancarkan serangan besar-besaran.
Giap berbincang dengan Ho Chi Minh. Mereka yakin serangan itu akan membuat Tentara Republik Vietnam (ARVN) tumbang, dan memicu pemberontakan di antara penduduk Vietnam Selatan.
Jenderal Giap juga percaya aliansi antara Vietnam Selatan dan AS tidak kokoh, dan berharap serangan itu akan meyakinkan para petinggi "Negeri Paman Sam" untuk melepas Vietnam Selatan.
Baca juga: Kisah Perang: Douglas Bader Pilot Tanpa Kaki yang jadi Legenda Inggris
Giap dan Tentara Rakyat Vietnam (PAVN) menyiapkan rencana besarnya dengan melancarkan serangkaian serangan pada musim gugur 1967, terhadap garnisun AS yang terisolasi di dataran tinggi Vietnam tengah dan sepanjang perbatasan Laos serta Kamboja.
Kemudian pada 21 Januari 1968 PAVN mulai membombardir garnisun Marinir AS di Khe Sanh, yang berlokasi di jalan utama Vietnam Selatan menuju Laos.
Tapi ternyata serangan itu bukan manuver utama Giap. Saat Presiden Lyndon B Johnson dan Jenderal William Westmoreland memusatkan perhatian ke Khe Sanh, 70.000 pasukan Giap memulai serangan mereka yang sebenarnya, yakni Tet Offensive.
30 Januari 1968, pasukan Viet Cong menyerang 13 kota di tengah Vietnam Selatan tepat saat banyak orang keluar merayakan tahun baru Imlek.
Sekitar 24 jam kemudian pasukan PAVN dan Viet Cong menyerang sejumlah target lain di seluruh Vietnam Selatan, termasuk kota-kota, gedung-gedung pemerintahan, dan pangkalan militer AS atau ARVN di seantero Vietnam Selatan.
Total lebih dari 120 serangan dilakukan saat itu.
Baca juga: Kutipan Inspiratif Douglas Bader, Pilot Tanpa Kaki yang Ditakuti Jerman