KOMPAS.com - Saat ini, manusia dihadapkan pola hidup yang boros energi yang membuat konsumsi energi menjadi mubazir. Hal inilah yang memicu pertumbuhan konsumsi energi yang tidak pada tempatnya.
Jika konsumsi energi naik, terutama energi listrik, maka kapasitas terpasang pembangkit listrik juga harus dinaikkan.
Celakanya adalah jika pembangkit listrik yang dibangun adalah pembangkit listrik tenaga uap ( PLTU) yang sangat polutan dan membuang emisi gas rumah kaca.
Hal itu justru akan semakin memicu pemanasan global dan semakin mempercepat perubahan iklim, sebuah hal yang para peneliti dan aktivis lingkuhan hidup serukan untuk dihindari.
Maka, selain meningkatkan pengembangan energi terbarukan, pola konsumsi energi masyarakat juga harus diubah.
Baca juga: Inspirasi Energi: Beda Cara Perusahaan Minyak Eropa dan AS Sikapi Perubahan Iklim
Dengan mengefisienkan energi, konsumsi energi tidak menjadi boros dan kebutuhan energi menjadi tepat guna. Muaranya adalah berkurangnya emisi gas rumah kaca dan menghindari pemanasan global.
Namun demikian, efisiensi energi juga tidak boleh mengorbankan standar hidup layak manusia. Efisiensi dan standar hidup layak manusia harus berjalan seiring sejalan.
Sebuah penelitian terbaru diterbitkan dalam jurnal Global Environmental Change membandingkan konsumsi energi rata-rata di 119 negara dengan perkiraan jumlah minimum energi yang dibutuhkan agar bisa menyediakan standar hidup yang layak bagi setiap orang.
Penelitian tersebut membuat permodelan bahwa pada 2050 konsumsi energi dunia akan sama dengan konsumsi energi pada dekade 1960-an dan tetap memberikan standar hidup yang layak.
Meskipun faktanya bahwa populasi global akan meningkat tiga kali lipat saat itu sebagaimana dilansir dari Gizmodo, Rabu (30/9/2020) pekan lalu.
Baca juga: Inspirasi Energi: Pengembangan PLTB Turun Selama Pandemi, tetapi Masih Tetap Diminati
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan