Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inspirasi Energi: Tahukah Kamu? Efisiensi Energi Bisa Kurangi Pemanasan Global

Kompas.com - 05/10/2020, 12:08 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Gizmodo

Ukuran standar hidup layak yang diterapkan didasarkan pada penelitian sebelumnya yang menggambarkan jumlah minimum energi yang dibutuhkan orang untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka.

Kebutuhan energi tersebut termasuk kebutuhan fisik seperti rumah, kebutuhan penghangat dan pendingin ruangan, serta nutrisi.

Komponen standar hidup layak juga didasarkan atas kebutuhan lain seperti akses pendidikan, perawatan kesehatan, dan teknologi informasi.

Dengan kerangka kerja ini, para peneliti tersebut memetakan berapa banyak energi yang dibutuhkan jika kehidupan setiap orang mengikuti model yang mereka buat.

Untuk konsumen per kapita tertinggi saat ini, seperti AS, Swiss, dan Uni Emirat Arab, penulis memetakan penggunaan energi setidaknya harus dipangkas sebesar 95 persen.

Baca juga: Inspirasi Energi: Sudah Punya PLTS Terbesar Dunia, UEA Berambisi Tambah Lagi

Para peneliti juga mengambil model bahwa setiap individu diberi tempat tinggal seluas 9,3 hingga 18,6 meter persegi.

“Ini bukan tempat tinggal yang sempit, tetapi jika Anda tinggal di pinggiran kota AS, itu mungkin ruangan yang kecil dibandingkan dengan yang biasa Anda lakukan,” kata Steinberger.

Meskipun studi ini memodelkan dunia di mana setiap orang memiliki standar hidup yang sama, bukan berarti setiap orang menggunakan jumlah energi yang persis sama.

Di iklim yang lebih panas, penelitian tersebut memperhitungkan individu yang menggunakan lebih banyak pendingin ruangan.

Peneliti juga membuat permodelan lebih banyak energi yang digunakan untuk ketersediaan air di daerah yang jauh dari sungai atau danau, di mana pemompaan air dalam ata yang jaraknya jauh diperlukan untuk mencukupi kebutuhan air setiap individu.

Baca juga: Inspirasi Energi: PLTS dan PLTB Berlipat Ganda 5 Tahun Terakhir, Tapi Itu Belum Cukup

Ketimpangan

Melalui model tersebut, rakyat dari negara maju dipangkas dan dihemat konsumsi energinya. Sedangkan rakyat dari negara berkembang ditingkatkan konsumsi energinya.

“Misalnya, negara-negara di sub-Sahara Afrika saat ini menunjukkan tingkat konsumsi energi per kapita yang jauh lebih rendah, meskipun faktanya mereka menggunakan teknologi yang sangat tidak efisien,” kata Steinberger.

Hal itu menunjukkan adanya ketimpangan konsumsi energi yang sangat besar antara negara maju dan negara berkembang. Sehingga, konsumsi energi negara berkembang bisa ditingkatkan sekaligus menerapkan efisiensi dalam teknologi yang dipakai.

Permodelan dari peneliti juga mencakup perawatan kesehatan dan pendidikan secara universal untuk anak berusia 5 hingga 19 tahun.

Transportasi massal juga harus diluas sebesar-besarnya sehingga orang dapat memenuhi kebutuhan mereka tanpa perlu menggunakan kendaraan pribadi.

Baca juga: Inspirasi Energi: Ketika Mobil Listrik Tetap Jadi Isu Seksi di Tengah Pandemi Virus Corona

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com