Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Tragis Sultan Terakhir Zanzibar, 56 Tahun Jadi Rakyat Jelata di Inggris

Kompas.com - Diperbarui 29/09/2021, 20:21 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

PORTSMOUTH, KOMPAS.com - Di sebuah rumah sederhana di Southsea, Portsmouth, Inggris, tinggal seorang laki-laki bangsawan dari Zanzibar.

Bukan sembarang bangsawan, laki-laki bernama Jamshid bin Abdullah Al Said tersebut adalah sultan terakhir Zanzibar, kawasan yang berada di Samudra Hindia, yang sekarang menjadi bagian dari negara Tanzania.

Jamshid bin Abdullah Al Said mengasingkan diri ke Inggris hanya beberapa bulan, setelah menggantikan sang ayah, Abdullah bin Khalifa, sebagai sultan di Zanzibar.

Baca juga: Kisah Pulau Paling Terpencil di Dunia, Tak Terjamah Virus Corona dan Bisa Dengar Suara Rumput

Dirinya naik takhta pada Juli 1963 menyusul kematian ayahnya.

Pada Desember 1963 Inggris memberi kemerdekaan untuk Zanzibar dan hanya satu bulan setelahnya terjadi perlawanan rakyat yang mengakhiri kekuasaan laki-laki yang biasa disapa Sayyid Jamshid tersebut.

Revolusi ini menjadi awal kelahiran Zanzibar sebagai negara republik, sekaligus menghapus predikatnya sebagai penguasa.

Di saat istana dikuasai oleh kelompok perlawanan, Jamshid bin Abdullah Al Said, bersama anggota keluarga, kawan dekat, dan pegawai istana, menuju Oman dengan menggunakan kapal pesiar.

Namun ia ditolak untuk mendarat. Akhirnya ia terbang ke Inggris.

Baca juga: Kisah Tukang Sapu Menang Pilkada Lawan Partai Presiden gara-gara Gantikan Kotak Kosong

Jamshid bin Abdullah Al Said, sultan terakhir Zanzibar, pindah ke Muscat, Oman, setelah selama lebih dari 50 tahun tinggal di Portsmouth, Inggris.BBC INDONESIA Jamshid bin Abdullah Al Said, sultan terakhir Zanzibar, pindah ke Muscat, Oman, setelah selama lebih dari 50 tahun tinggal di Portsmouth, Inggris.
Ditolak pindah ke Oman

Rencana masuk ke Inggris melalui London pada Januari 1964 terpaksa dialihkan ke Manchester karena kabut tak memungkinkan pesawat untuk mendarat.

Dari Manchester, rombongan Jamshid bin Abdullah Al Said menuju London dengan menggunakan kereta.

Ned Donovan, penulis dan wartawan di Inggris yang mengikuti dari dekat kisah sultan terakhir Zanzibar mengatakan, ada isyarat ketika itu bahwa pemerintah Inggris "ingin mengembalikan kekuasaan di Zanzibar ke tangan Jamshid".

Namun seiring dengan berjalannya waktu, kata Donovan, kemungkinan bagi Jamshid untuk kembali berkuasa semakin tipis.

Baca juga: Kisah Hidup Godfrey Baguma, Pria Terjelek di Uganda yang jadi Selebriti dan Menikah 3 Kali

"Dan ketika Zanzibar dan Tanganyika bergabung untuk mendirikan negara Tanzania, kemungkinan bagi Jamshid untuk kembali menjadi sultan hilang sama sekali," kata Donovan.

Donovan mengatakan, pemerintah Inggris sebenarnya sudah membahas rencana agar Jamshid bisa menghabiskan masa tuanya di salah satu koloni Inggris.

Disepakati bahwa Inggris akan memberi dana 100.000 pounds (setara dengan 2 juta pounds jika dihitung dengan nilai sekarang) begitu Jamshid meninggalkan Inggris.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com