Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Desak Gencatan Senjata, Ini Tuntutan Presiden Azerbaijan ke Armenia

Kompas.com - 05/10/2020, 10:19 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

BAKU, KOMPAS.com - Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev pada Minggu (4/10/2020) menetapkan persyaratan untuk menghentikan sengketa perebutan wilayah Nagorno-Karabakh, yang mungkin tidak akan disepakati Armenia.

Dalam pidato kenegaraan dalam nada tinggi di tengah kecamuk perang Azerbaijan lawan Armenia, Aliyev memperingatkan, "Pimpinan Armenia harus berpikir dengan hati-hati sebelum terlambat".

Dia mengatakan bahwa pasukan Armenia "harus meninggalkan wilayah kami, bukan dengan kata-kata tetapi dalam perbuatan."

Baca juga: Perang Makin Memanas, Azerbaijan Janji Tak akan Berhenti Hingga Armenia Mundur

Selanjutnya Aliyev juga menuntut Yerevan mengakui keutuhan wilayah Azerbaijan, meminta maaf ke rakyat Azerbaijan, dan mengakui bahwa wilayah tersebut (Nagorno-Karabakh) bukan bagian Armenia.

Mengulang klaim bahwa Azerbaijan telah merebut sejumlah permukiman, ia bersumpah terus berjuang sampai wilayah itu diklaim kembali.

"Nagorno-Karabakh adalah tanah kami. Kami harus kembali ke sana dan kami sedang melakukannya sekarang."

"Inilah akhirnya. Kami menunjukkan kepada mereka siapa kami. Kami kejar mereka seperti anjing."

Baca juga: Turki: Genjatan Senjata Perang Armenia-Azerbaijan adalah Seruan Dangkal

Meningkat ke skala besar

Pasukan Armenia dan Azerbaijan terlibat dalam pertempuran yang makin sengit di wilayah Nagorno-Karabakh yang disengketakan.

Pihak berwenang Armenia mengatakan, Azerbaijan melancarkan serangan baru berskala besar pada Sabtu (3/10/2020).

Diberitakan AFP, pada Sabtu pasukan separatis yang didukung Armenia memukul mundur "serangan besar-besaran Azerbaijan" dan melancarkan serangan balasan, kata juru bicara Kementerian Pertahanan Armenia Shushan Stepanyan.

"Pertempuran sengit sedang berlangsung di sisi lain," tulisnya di Facebook.

Baca juga: Memanas, Perang Azerbaijan-Armenia Meningkat ke Skala Besar

Azerbaijan pada Minggu (4/10/2020) juga menembaki Stepanakert, kota utama di wilayah Nagorno-Karabakh yang memisahkan diri.

Peristiwa itu disampaikan pejabat Armenia saat pertempuran memasuki minggu kedua.

"Pasukan Azerbaijan menembaki target sipil di Stepanakert dengan roket-roket," ujar Juru Bicara Kementerian Pertahanan Armenia Artsrun Hovhannisyan kepada AFP.

Sementara itu pihak berwenang Azerbaijan mengatakan, mereka melakukan "tindakan balasan" setelah tembakan roket oleh separatis Armenia di Stepanakert.

Kemudian Kementerian Pertahanan Azerbaijan di Baku mengatakan, angkatan bersenjata Armenia menembakkan roket ke kota Terter dan Horadiz di wilayah Fizuli dari Stepanakert.

Baca juga: Perang Azerbaijan-Armenia Membesar, Roket Hujani Kota Utama Karabakh

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Internasional
Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Global
AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Internasional
AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

Global
Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Global
[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

Global
Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Global
Polisi Bubarkan Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam dan Berlin

Polisi Bubarkan Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam dan Berlin

Global
OPCW: Tuduhan Penggunaan Senjata Kimia di Ukraina Tidak Cukup Bukti

OPCW: Tuduhan Penggunaan Senjata Kimia di Ukraina Tidak Cukup Bukti

Global
Israel Kerahkan Tank ke Rafah, Ambil Alih Kontrol Perbatasan

Israel Kerahkan Tank ke Rafah, Ambil Alih Kontrol Perbatasan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com