Dalam pidatonya, Macron juga mengklaim sedang berusaha untuk "membebaskan" Islam di Perancis dari pengaruh asing dengan meningkatkan pengawasan pembiayaan masjid.
Selain itu, juga akan ada pengawasan lebih dekat terhadap sekolah dan asosiasi yang secara eksklusif melayani komunitas agama.
Perancis sekali lagi mengevaluasi hubungannya dengan minoritas Muslimnya, yang terbesar di Eropa.
Bulan lalu, seorang anggota parlemen Perancis dari partai Macron, La Republique En Marche, melakukan pemogokan atas kehadiran seorang pemimpin serikat mahasiswa berjilbab dalam sebuah pemeriksaan parlemen.
Sepekan sebelumnya kejadian tersebut, terjadi polemik lain, yang melibatkan seorang jurnalis Perancis yang me-retweet postingan seorang influencer Muslim muda.
Baca juga: Polisi Selidiki 2 Orang Tersangka Penikaman di Depan Bekas Kantor Charlie Hebdo
Ia membahas tentang memasak dengan anggaran terbatas dengan judul "11 September", mengacu pada serangan berdarah pada 2001 di World Trade Center di New York.
Sementara, pidato Macron pada Jumat ini terjadi sapekan setelah seorang pria menyerang 2 orang dengan pisau daging di luar bekas kantor majalah mingguan satir, Charlie Hebdo di Paris.
Serangan itu dikutuk oleh pemerintah sebagai tindakan "terorisme Islam".
Staf di Charlie Hebdo dibunuh pada Januari 2015 oleh orang-orang bersenjata yang berusaha membalas dirilisnya karikatur Nabi Muhammad.
Anggota komunitas Muslim di Perancis secara konsisten mengecam tindakan perilisan karikatur Nabi Muhammad, menggambarkannya sebagai tindakan yang bertentangan dengan ajaran agama Islam.
Baca juga: Majalah Charlie Hebdo Umumkan Bakal Cetak Ulang Karikatur Nabi Muhammad