Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WHO Akan Rilis Alat Tes Covid-19 Seharga Rp 70.000, Hasilnya Keluar 30 Menit

Kompas.com - 29/09/2020, 21:50 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

JENEWA, KOMPAS.com - Badan Kesehatan Dunia (WHO) akan segera meluncurkan alat rapid test yang murah, untuk membantu negara-negara miskin lebih banyak mendeteksi virus corona.

Dengan biaya sekitar Rp 70.000 per tes, program yang telah didanai hingga 600 juta dollar Australia atau sekitar Rp 6 triliun, diharapkan bisa dimulai bulan Oktober nanti.

Rapid test dianggap kurang akurat, namun mampu memberikan hasil yang lebih cepat dibandingkan tes swab yang dikenal sebagai tes PCR yang sudah banyak digunakan di negara-negara maju.

Baca juga: Satgas Covid-19: Swab Antigen Bisa Gantikan Rapid Test Antibodi

Tes ini akan digunakan untuk melacak antigen atau protein yang bisa ditemukan di permukaan virus.

Tes standar PCR memerlukan peralatan laboratorium dan bahan kimia khusus dengan hasil yang baru bisa diketahui setelah beberapa hari.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyebutkan program terbaru ini sebagai "berita baik" dalam perang melawan Covid-19.

Baca juga: WHO Bakal Luncurkan 120 Juta Rapid Test Covid-19 ke Negara Miskin

"Tes ini akan memberikan hasil yang bisa dipercaya dalam waktu 15 sampai 30 menit, dan bukannya dalam bilangan jam atau hari, dengan harga lebih murah dan peralatan yang tidak begitu canggih," katanya.

"Ini akan memungkinkan perluasan testing khususnya di daerah yang susah dijangkau yang tidak memiliki fasilitas laboratorium atau tidak punya tenaga kesehatan yang bisa melakukan PCR test."

"Kita sudah mencapai persetujuan, kita sudah memiliki modal awal, dan sekarang memerlukan dana penuh untuk membeli alat tes ini."

Baca juga: Setelah Dikecam, Trump Janjikan Kirim 150 Juta Rapid Test di Sejumlah Negara Bagian AS

Tes bermanfaat, tapi bukan segalanya

Catharina Boehme Direktur Eksekutif lembaga Foundation for Innovative New Diagnostics mengatakan, rapid test akan disediakan di 20 negara Afrika dan pelaksanaannya akan tergantung pada kelompok kesehatan yang ada.

Dia mengatakan uji laboratorium akan dilakukan oleh SD Biosensor dan Abbott.

Peter Sands Direktur Eksekutif Global Fund sebuah lembaga mitra yang terlibat dalam usaha memerangi pandemi mengatakan, akan menyediakan dana awal sebesar Rp 750 miliar sebagai bagian awal dari mekanisme memerangi Covid-19.

Dia mengatakan, tes ini akan merupakan "langkah penting" untuk membantu mengatasi vrus corona.

"Ini bukan pengganti PCR namun menjadi senjata tambahan yang kita miliki, meskipun kurang akurat, tapi hasilnya lebih cepat, lebih murah dan tidak perlu adanya laboratorium khusus," katanya.

Baca juga: Polisi: Hasil Rapid Test Korban Pelecehan di Bandara Soetta Nonreaktif Sejak Awal

Banyak negara maju juga masih mengalami kesulitan dalam melakukan tes yang akurat, meski bukan jadi solusi untuk pandemi.

Negara seperti Perancis dan Amerika Serikat mengalami masalah waktu untuk mengetahui hasil tes, dan tes cepat yang dilakukan di Inggris dan Spanyol ternyata tidak akurat.

Namun pengetesan di negara-negara miskin akan dimaksudkan agar para tenaga kesehatan bisa mengidentifikasi sebaran virus dan kemudian menanggulanginya.

Peter mengatakan negara-negara maju saat ini mengadakan 292 tes per 100.000 penduduk, sementara negara-negara lebih miskin hanya bisa melakukan 14 tes per 100.000 orang.

Menurutnya 120 juta tes yang tersedia akan meningkatkan ketersediaaan tes, namun sebenarnya hanya merupakan bagian kecil dari apa yang sebenarnya dibutuhkan negara-negara miskin saat ini.

Baca juga: Bandara Finlandia Pakai Anjing Pelacak Covid-19, Akurat Hampir 100 Persen

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Israel Kerahkan Tank ke Rafah, Ambil Alih Kontrol Perbatasan

Israel Kerahkan Tank ke Rafah, Ambil Alih Kontrol Perbatasan

Global
Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Global
Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Global
Kesalahan Teknis. Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Kesalahan Teknis. Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Global
5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

Global
AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

Global
Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Global
Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Global
Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Internasional
Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Global
Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Global
Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Global
Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Global
Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Global
Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com