Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Dikecam, Trump Janjikan Kirim 150 Juta Rapid Test di Sejumlah Negara Bagian AS

Kompas.com - 29/09/2020, 08:29 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Donald Trump yang mendapatkan kecaman atas buruknya penangan pandemi Covid-19, mengumumkan pada Senin (28/9/2020), bahwa pihaknya akan mengirimkan 150 juta rapid test ke sejumlah negara bagian AS.

Bersamaan dengan itu Trump memperingatkan bahwa ada kemungkinan karena rapid test itu jumlah positif virus corona AS akan meningkat.

Di acara Rose Garden, Trump mengatakan rapid test tersebut sebagian besar akan dialokasikan untuk kebutuhan sekolah yang buka kembali dan pusat-pusat warga lanjut usia, menurut laporan yang dilansir dari Reuters pada Selasa (29/9/2020).

Dia telah menekan gubernur negara bagian untuk berbuat lebih banyak guna sekolah yang buka kembali untuk pembelajaran tatap muka.

Baca juga: Sebut Virus Corona Hoaks, Politikus Ini Meninggal karena Covid-19

Trump, Wakil Presiden Mike Pence dan penasihat virus Scott Atlas memperingatkan lebih banyak kasus positif dapat terjadi dari pengujian virus corona yang ditingkatkan.

"Dengan kasus dan kepositifan meningkat di 10 negara bagian di Midwest dan dekat daerah Barat, serta dengan kemajuan bersejarah dalam pengujian yang didistribusikan, rakyat Amerika harus mengantisipasi bahwa kasus akan meningkat di hari-hari mendatang," kata Pence.

Trump beberapa kali menyampaikan bahwa lebih banyak pengujian virus corona, mengarah ke lebih banyak jumlah kasus.

Padahal, pengujian sebenarnya mengungkap kasus-kasus yang sudah ada, tapi tidak diketahui.

Baca juga: Tak Percaya Trump, New York Akan Uji Sendiri Vaksin Corona

Masalah lain, seperti peningkatan rawat inap dan kematian tidak memiliki kaitan lebih lanjut dengan pengujian virus corona.

Amerika Serikat memiliki jumlah kasus Covid-19 yang terkonfirmasi tertinggi di dunia, dengan lebih dari 7 juta dan kematian terkait virus corona paling banyak, yaitu mendekati 205.000.

Anggota satuan tugas virus corona Dr. Anthony Fauci, Dr. Deborah Birx, dan Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Robert Redfield tidak hadir dalam acara Rose Garden tersebut.

Sementara itu, 2 minggu lalu Trump kesal ketika Redfield mengatakan dalam kesaksian kongres bahwa memakai masker mungkin sama pentingnya dengan vaksin.

Baca juga: Korban Meninggal karena Covid-19 Capai 1 Juta Orang di Seluruh Dunia

Trump mengatakan 50 juta tes akan dilakukan di "komunitas paling rentan" termasuk panti jompo, pembantu fasilitas hidup, rumah kesehatan dan perawatan rumah sakit.

Lalu, hampir 1 juta akan dikirim ke perguruan tinggi dan universitas historis kulit hitam serta perguruan tinggi umum suku bangsa.

Sedangkan, 100 juta tes laiannya akan diberikan kepada negara bagian dan teritori untuk "mendukung upaya membuka kembali ekonomi dan sekolah mereka dengan segera dan secepat mungkin."

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com