Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebelum Dibunuh, Pejabat Korsel Coba Diselamatkan oleh Tentara Korut

Kompas.com - 28/09/2020, 14:57 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

SEOUL, KOMPAS.com - Militer Korea Selatan (Korsel) mengonfirmasi bahwa Korea Utara (Korut) mencoba menyelamatkan pejabat Korsel sebelum akhirnya dibunuh.

Namun akhirnya pejabat yang bekerja di Kementerian Perikanan Korsel tersebut akhirnya ditembak di perairan perbatasan antara Korsel dan Korut.

Menurut seorang pejabat Kementerian Pertahanan Korsel, militer mengetahui keadaan yang menunjukkan bahwa pasukan Korut menghabiskan banyak waktu untuk menyelamatkan pejabat tersebut dari air.

Pejabat kementerian menambahkan bahwa situasi kemudian tiba-tiba berubah sebagaimana dilansir dari KBS World Radio, Senin (28/9/2020).

Baca juga: Korea Utara Lakukan Pencarian Terpisah dengan Selatan untuk Temukan Jenazah Pejabat yang Ditembak Tentaranya

Penjelasan militer itu muncul setelah mendapat kecaman keras karena gagal secara aktif mencari pejabat tersebut selama enam jam.

Karena gagal menyelamatkannya, pejabat tersebut lantas ditemukan oleh pasukan Korut pada Selasa (22/9/2020) pekan lalu hingga dia ditembak dan dibunuh malam itu.

Sebelumnya, seorang pegawai pemerintah Korea Selatan hilang pada Senin (21/9/2020) pekan lalu dari kapalnya di dekat Pulau Yeonpyeong, sekitar 10 kilometer di bagian selatan perbatasan laut yang dikenal sebagai Garis Batas Utara.

Personel Korea Utara menembak pria itu dan membakar tubuhnya, kata Kementerian Pertahanan Korea Selatan pada Kamis (24/9/2020) pekan lalu.

Baca juga: Korsel Cari Mayat Pejabat Mereka yang Dibunuh dan Dibakar, Begini Peringatan Korea Utara

Di sisi lain, Pemimpin Tertinggi Korut, Kim Jong Un, menyampaikan permintaan maafnya kepada Korsel atas insiden penembakan warga Korsel di perbatasan.

Insiden itu menjadi pembunuhan pertama Korut terhadap warga Korsel dan 10 tahun terakhir, dan membuat Kim melontarkan permintaan maaf.

Melansir Indian Express, kepada Korsel, Kim menyatakan bahwa insiden itu "seharusnya tidak terjadi" dan bahwa dia "menyesal karena telah mengecewakan".

Baca juga: Korea Selatan Minta Korea Utara Selidiki Kasus Pembunuhan Pejabat di Perbatasan

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com