MILAN, KOMPAS.com - Busana Indonesia menuai pujian di peragaan busana ternama Italia, Milan Fashion Week (MFW) yang diselenggarakan di Palazzo Visconti, Milan, Italia, Sabtu (26/9/2020).
Tampil sebagai penutup rangkaian peragaan busana Runway Show Milan Fashion Week (MFW) “Emerging Talents” Spring/ Summer 2020/2021, koleksi adi busana yang ditampilkan dua perancang busana muda Indonesia dari rumah busana Maquinn Couture yakni Janice Pradipta dan Benita Pradipta Setyawan, sukses memukau sekitar 170 tamu undangan MFW dan publik Milan, Italia.
Selain Maquinn Indonesia, 4 desainer busana lainnya juga mengikuti ajang tersebut yaitu OTKUTYR Fashion House (Arab Saudi), COSEL Fashion (Polandia), Uriel Saenz (Amerika), dan Maya Seyferth (Swiss).
Baca juga: Maquinn Couture Tembus Milan Fashion Week, Ini Kata KBRI Roma
Oleh kurator MFW, karya adi busana yang ditampilkan pada akhir (puncak) acara umumnya dipilih sebagai karya busana yang terbaik.
Dilansir dari siaran pers KBRI Roma yang diterima Kompas.com, dalam peragaan busana tersebut
Elemen batik Indonesia khususnya batik corak Pekalongan sangat mendominasi dipadukan dengan gaya busana Eropa.
Masing-masing busana yang ditampilkan juga memiliki nilai filsofi yang mendalam, baik filosofi yang mendasari pembuatan busana maupun pesan filosofi yang ingin disampaikan kepada publik.
Salah satu koleksi dengan ornamen “ranting kehidupan” menggambarkan peran Indonesia sebagai “ranting” di dunia.
Baca juga: Maquinn Couture, Satu-satunya Rumah Mode Indonesia yang Melenggang ke Milan Fashion Week
“Kami ingin menyampaikan pesan bahwa Indonesia saat ini belum sampai pada tahap 'Negara adi daya', namun Indonesia telah mampu bertindak sebagai ranting yang tidak getas, yang mampu menahan permasalahan dunia, menopang keberlangsungan perdamaian dunia, dan mampu meneruskan dan menjaga nilai-nilai kebaikan leluhurnya,” ungkap Janice Setyawan.
Konsep "Pilgrimage" dipilih Maquinn Couture juga untuk memperkenalkan budaya luhur Indonesia, khususnya batik Indonesia.
"Kami berharap kelak batik Indonesia meraih tempat terbaik di dunia fesyen internasional”, jelas Benita.
Dijelaskannya pula bahwa "koleksi yang kami tampilkan menonjolkan sisi feminin, luwes, indah dan segar, namun tetap kuat dan megah. Karenanya, kain tenun sutera, tinta emas, dan kulit sapi asli kami pilih sebagai bahan koleksi houte couture kami".
Lebih lanjut ditambahkannya bahwa batik yang mereka gunakan diproduksi dengan mempertahankan cara-cara tradisional, penuh ketelitian dalam mengombinasikan teknik embroidery (sulam) dan beading (merangkai manik-manik dan ornamen busana).
Selain itu tetap dijaga keaslian motif dan cara pengolahannya, karena keunggulan batik tidak semata pada coraknya, namun juga pada proses pembuatannya.
Baca juga: Milan Fashion Week Akan Dihelat dengan Konsep Virtual
Dubes Indonesia untuk Italia Esti Andayani yang turut hadir dalam kegiatan pagelaran busana MFW tersebut, menyampaikan apresiasi tinggi atas partisipasi mereka pada ajang bergengsi ini.