Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korea Utara Lakukan Pencarian Terpisah dengan Selatan untuk Temukan Jenazah Pejabat yang Ditembak Tentaranya

Kompas.com - 27/09/2020, 17:56 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Aljazeera

PYONGYANG, KOMPAS.com - Korea Utara mengatakan pada Minggu (27/9/2020) bahwa pihaknya sedang mencari jenazah seorang pejabat Korea Selatan yang tewas oleh pasukannya.

Kantor berita negara Korea Utara, KCNA, mengatakan pada Minggu bahwa pihak berwenang negara komunis itu sedang mempertimbangkan cara untuk menyerahkan jenazah tersebut ke Korea Selatan, jika ditemukan.

Melansir Al Jazeera pada Minggu (27/9/2020), laporan tersebut menyebut kasus pembunuhan pejabat Korea Selatan di perbatasan oleh tentaranya, sebagai "kasus mengerikan yang seharusnya tidak terjadi".

Baca juga: Korsel Cari Mayat Pejabat Mereka yang Dibunuh dan Dibakar, Begini Peringatan Korea Utara

Namun, Korea Utara memperingatkan bahwa operasi angkatan laut Korea Selatan di dekat lokasi insiden, yang telah menyeberang ke perairan Korea Utara, dapat meningkatkan ketegangan kedua negara berselisih itu.

"Kami mendesak pihak selatan untuk segera menghentikan intruksi yang melintasi garis demarkasi militer di laut barat yang dapat menyebabkan peningkatan ketegangan," kata KCNA.

Sementara, juru bicara Kementerian Pertahanan Nasional Korea Selatan belum memberikan komentar atas tuduhan Korea Utara tersebut.

Baca juga: Korea Selatan Minta Korea Utara Selidiki Kasus Pembunuhan Pejabat di Perbatasan

Berdasarkan laporan, sejak Sabtu Korea Selatan telah memobilisasi 39 kapal, termasuk 16 kapal angkatan laut, dan enam pesawat untuk pencarian, dan dilanjutkan pada Minggu.

Operasi pencarian jenazah tersebut dilakukan Korea Selatan, meski pun ada keluhan dari pemerintah Korea Utara, kata kantor berita Korea Selatan, Yonhap.

Korea Utara memulai operasi pencariannya sendiri untuk menemukan jenazah itu, kata KCNA.

Baca juga: Pejabat Korea Selatan Ditembak Mati dan Dibakar Korea Utara Saat Hendak Membelot

"Kami juga mengambil langkah-langkah pengamanan yang lebih diperlukan untuk memastikan bahwa tidak ada lagi insiden yang merusak hubungan kepercayaan dan rasa hormat antara (Korea) utara dan selatan yang akan terjadi, sesuai dengan maksud dari Pimpinan Tertinggi kami," tambah laporan itu, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Sebelumnya, Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong Un telah mengeluarkan permintaan maaf yang langka pada Jumat (25/9/2020) atas penembakan fatal terhadap pejabat perikanan Korea Selatan di perairan Korea Utara.

Seoul kemudian mendesak Pyongyang untuk menyelidiki lebih lanjut penembakan fatal itu dan menyarankan penyelidikan bisa dilakukan bersama oleh kedua belah pihak.

Baca juga: Presiden Korea Selatan Ingin Akhiri Perang dengan Korea Utara

Pejabat departemen perikanan Korea Selatan itu ditembak mati oleh tentara Korea Utara pada Selasa (22/9/2020), di mana diduga si pejabat hendak membelot.

Dalam kasus tewasnya pejabat perikanan tersebut, Militer Korea Selatan menuduh tentara Korea Utara membunuh pria itu, menyiram tubuhnya dengan bahan bakar dan membakarnya di dekat perbatasan laut.

Insiden itu menjadi pembunuhan pertama Korut terhadap warga Korsel dan 10 tahun terakhir.

Baca juga: Warga Korea Selatan Ditembak Mati dan Dibakar oleh Tentara Korea Utara

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Menhan Rusia Ingin Negara Sekutunya di Asia Tingkatkan Latihan Militer

Menhan Rusia Ingin Negara Sekutunya di Asia Tingkatkan Latihan Militer

Global
Korea Utara Tuduh AS Politisasi Masalah HAM

Korea Utara Tuduh AS Politisasi Masalah HAM

Global
Rangkuman Hari Ke-794 Serangan Rusia ke Ukraina: Warga Latvia Diminta Siapkan Tempat Berlindung | IOC Bicara Rusia dan Israel

Rangkuman Hari Ke-794 Serangan Rusia ke Ukraina: Warga Latvia Diminta Siapkan Tempat Berlindung | IOC Bicara Rusia dan Israel

Global
 Hubungan Sesama Jenis di Irak Dapat Dihukum 15 Tahun Penjara

Hubungan Sesama Jenis di Irak Dapat Dihukum 15 Tahun Penjara

Global
Video Detik-detik Sopir Mobil Gagalkan Penjabretan di Pinggir Jalan, Pepet Motor Pelaku

Video Detik-detik Sopir Mobil Gagalkan Penjabretan di Pinggir Jalan, Pepet Motor Pelaku

Global
Afrika Selatan Peringati 30 Tahun Apartheid, Kemiskinan Masih Jadi Isu Utama

Afrika Selatan Peringati 30 Tahun Apartheid, Kemiskinan Masih Jadi Isu Utama

Global
Polisi Bubarkan Perkemahan dan Tangkap 192 Demonstran Pro-Palestina di 3 Kampus AS

Polisi Bubarkan Perkemahan dan Tangkap 192 Demonstran Pro-Palestina di 3 Kampus AS

Global
[UNIK GLOBAL] Perempuan 60 Tahun Menang Miss Buenos Aires | Diagnosis Penyakit 'Otak Cinta'

[UNIK GLOBAL] Perempuan 60 Tahun Menang Miss Buenos Aires | Diagnosis Penyakit "Otak Cinta"

Global
Hamas Rilis Video 2 Sandera yang Desak Pemerintah Israel Capai Kesepakatan

Hamas Rilis Video 2 Sandera yang Desak Pemerintah Israel Capai Kesepakatan

Global
Hezbollah Tembakkan Peluru Kendali ke Israel

Hezbollah Tembakkan Peluru Kendali ke Israel

Global
Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Internasional
New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

Global
Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Global
Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com