Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Vaksin Covid-19 Berbahan Hati Hiu, Ahli Konservasi: Bencana Bagi Hiu dan Manusia

Kompas.com - 27/09/2020, 16:44 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber The Sun

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Para ahli konservasi menolak ide pembuatan vaksin virus corona yang menggunakan ekstrak hati hiu karena tidak lebih efektif dibanding bahan lainnya serta dapat berbahaya bagi manusia dan hiu. 

Melansir The Sun pada Minggu (27/9/2020), para ahli konservasi memperingatkan bahwa bahan utama dalam beberapa bentuk vaksin yang sekarang sedang dikembangkan adalah squalene, minyak alami yang dipanen dari hiu.

Perusahaan farmasi GlaxoSmithKline sudah menggunakan squalene hiu sebagai bahan pembantu, zat yang digunakan untuk membuat respons kekebalan yang lebih kuat, dalam vaksin flu.

Pada Mei, pihak perusahaan farmasi tersebut mengatakan akan memproduksi 1 miliar dosis bahan pembantu berbasis hiu untuk penggunaan potensial dalam vaksin Covid-19.

Ini bisa berarti "bencana bagi hiu dan manusia" yang dapat mendorong spesies yang rentan ke ambang kepunahan, kata kelompok kampanye Shark Allies yang berbasis di AS.

Baca juga: Tak Percaya Trump, New York Akan Uji Sendiri Vaksin Corona

Shark Allies memiliki petisi online yang meminta para ilmuwan untuk "berhenti menggunakan hiu dalam vaksin Covid-19".

Sebaliknya, mereka ingin pembuat vaksin menggunakan alternatif nabati yang berkelanjutan, untuk menyelamatkan hiu agar tidak dimusnahkan.

Sekitar 3.000 hiu dibutuhkan untuk membuat satu ton squalene.

Ahli konservasi memperkirakan bahwa mengimunisasi populasi dunia hanya dengan satu dosis vaksin virus corona dengan squalene akan menyebabkan pemusnahan 250.000 hiu.

Menurutnya, jumlah itu berlipat ganda menjadi setengah juta jika 2 dosis diperlukan untuk melindungi orang dari Covid-19.

Baca juga: Kabar Baik, Awal 2021 Vaksin Corona Sinovac Diprediksi Siap Disebar ke Seluruh Dunia

Shark Allies berkata, "Squalene yang terbuat dari minyak hati ikan hiu paling sering digunakan karena murah didapat dan mudah didapat, bukan karena lebih efektif daripada sumber lain."

"Ini bisa menyebabkan potensi bencana bagi hiu dan manusia, karena sumber daya ini tidak berkelanjutan atau tidak dapat diandalkan untuk diproduksi massal sebagai vaksin Covid-19," lanjutnya.

"Produksi squalene membutuhkan ketergantungan pada populasi hewan liar yang terbatas itu," terangnya.

Ia mengatakan bahwa sebagian besar spesies hiu sudah berada pada tingkat kritis dan tidak akan bertahan terhadap peningkatan permintaan vaksin global.

Selama bertahun-tahun, vaksin tambahan squalene telah digunakan untuk mengobati atau mencegah penyakit seperti berbagai jenis influenza dan virus corona termasuk SARS-CoV, dan MERS-CoV, serta rabies.

Baca juga: Iran dan Rusia Bahas Kerja Sama Produksi Vaksin Corona

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com