Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Vaksin Covid-19 Berbahan Hati Hiu, Ahli Konservasi: Bencana Bagi Hiu dan Manusia

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Para ahli konservasi menolak ide pembuatan vaksin virus corona yang menggunakan ekstrak hati hiu karena tidak lebih efektif dibanding bahan lainnya serta dapat berbahaya bagi manusia dan hiu. 

Melansir The Sun pada Minggu (27/9/2020), para ahli konservasi memperingatkan bahwa bahan utama dalam beberapa bentuk vaksin yang sekarang sedang dikembangkan adalah squalene, minyak alami yang dipanen dari hiu.

Perusahaan farmasi GlaxoSmithKline sudah menggunakan squalene hiu sebagai bahan pembantu, zat yang digunakan untuk membuat respons kekebalan yang lebih kuat, dalam vaksin flu.

Pada Mei, pihak perusahaan farmasi tersebut mengatakan akan memproduksi 1 miliar dosis bahan pembantu berbasis hiu untuk penggunaan potensial dalam vaksin Covid-19.

Ini bisa berarti "bencana bagi hiu dan manusia" yang dapat mendorong spesies yang rentan ke ambang kepunahan, kata kelompok kampanye Shark Allies yang berbasis di AS.

Shark Allies memiliki petisi online yang meminta para ilmuwan untuk "berhenti menggunakan hiu dalam vaksin Covid-19".

Sebaliknya, mereka ingin pembuat vaksin menggunakan alternatif nabati yang berkelanjutan, untuk menyelamatkan hiu agar tidak dimusnahkan.

Sekitar 3.000 hiu dibutuhkan untuk membuat satu ton squalene.

Ahli konservasi memperkirakan bahwa mengimunisasi populasi dunia hanya dengan satu dosis vaksin virus corona dengan squalene akan menyebabkan pemusnahan 250.000 hiu.

Menurutnya, jumlah itu berlipat ganda menjadi setengah juta jika 2 dosis diperlukan untuk melindungi orang dari Covid-19.

Shark Allies berkata, "Squalene yang terbuat dari minyak hati ikan hiu paling sering digunakan karena murah didapat dan mudah didapat, bukan karena lebih efektif daripada sumber lain."

"Ini bisa menyebabkan potensi bencana bagi hiu dan manusia, karena sumber daya ini tidak berkelanjutan atau tidak dapat diandalkan untuk diproduksi massal sebagai vaksin Covid-19," lanjutnya.

"Produksi squalene membutuhkan ketergantungan pada populasi hewan liar yang terbatas itu," terangnya.

Ia mengatakan bahwa sebagian besar spesies hiu sudah berada pada tingkat kritis dan tidak akan bertahan terhadap peningkatan permintaan vaksin global.

Selama bertahun-tahun, vaksin tambahan squalene telah digunakan untuk mengobati atau mencegah penyakit seperti berbagai jenis influenza dan virus corona termasuk SARS-CoV, dan MERS-CoV, serta rabies.

Para aktivis khawatir bahwa, dalam perlombaan untuk mengembangkan vaksin, "permintaan akan squalene hiu bisa meroket, yang menyebabkan peningkatan yang signifikan dalam pembunuhan dan pengambilan hiu untuk diambil hati mereka."

Merkea mempertanyakan, mengapa sebuah perusahaan memilih untuk menggunakan squalene yang diturunkan dari hiu dalam vaksin mereka, daripada alternatif nabati yang berkelanjutan?

"Satu-satunya jawaban yang dapat kami lihat adalah biaya. Squalene nabati sekitar 30 persen lebih mahal daripada squalene hiu," ucapnya.

Salah satu alasan mengapa hiu squalene lebih murah adalah karena kemudahan ekstraksi dari hiu.

Proses ini hanya membutuhkan waktu 10 jam, sedangkan hampir 70 jam pemrosesan diperlukan untuk mendapatkan squalene minyak zaitun dengan kemurnian yang sama.

Para juru kampanye Shark Allies menambahkan, "Kami ingin memperjelas ini, Shark Allies sama sekali tidak meminta perusahaan-perusahaan ini untuk memperlambat proses vaksin Covid-19."

"Sebaliknya, kami meminta perusahaan-perusahaan ini untuk mengganti squalene hiu di beberapa adjuvan vaksin ini dengan squalene alternatif non-hewani."

Penggunaan hiu dalam vaksin Covid-19 "pandangan pendek, tidak dapat diprediksi, dan tidak berkelanjutan. Ada alternatif yang lebih baik. Industri harus mendengarkan," desak SA.

Sementara ini, hampir 9.000 orang telah menandatangani petisi kelompok yang berbasis di California ini.

Ahli konservasi memperkirakan lebih dari 3 juta hiu dibunuh setiap tahun untuk mendapatkan minyak hati mereka untuk berbagai kegunaan, termasuk untuk kosmetik dan oli mesin.

Banyak spesies yang menjadi target kaya squalene, seperti hiu gulper dan hiu basking, digolongkan sebagai rentan, yang berarti populasinya semakin menurun dan terancam punah.

https://www.kompas.com/global/read/2020/09/27/164416770/vaksin-covid-19-berbahan-hati-hiu-ahli-konservasi-bencana-bagi-hiu-dan

Terkini Lainnya

AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

Global
Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskorsing... 

Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskorsing... 

Global
ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

Global
[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

Global
Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Global
Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Global
Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Global
Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Global
Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Internasional
Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Global
3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur 'Facial Vampir' di New Mexico

3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur "Facial Vampir" di New Mexico

Global
Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Global
PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

Global
Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Internasional
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke