YEREVAN, KOMPAS.com - Seorang anak-anak dan perempuan tewas ketika perang antara Azerbaijan dan Armenia pecah, dengan dua kubu saling menyalahkan.
Kelompok yang berasal dari etnis Armenia awalnya merebut kawasan Nagorny Karabakh dari Baku dalam pertempuran 1990-an, yang merenggut 30.000 nyawa.
Upaya perundingan untuk mengakhiri konflik di Karabakh, salah satu yang terburuk sejak runtuhnya Uni Soviet, mandek sejak gencatan senjata pada 1994.
Baca juga: Azerbaijan Tuding Rusia Memasok Senjata ke Armenia Selama Bentrok
Armenia menuturkan, Azerbaijan yang memulai konflik dengan menyerang permukiman di Nagorny Karabakh, termasuk kota Stepanakert.
Sementara Baku melalui kementerian pertahanan menyatakan, mereka membendung upaya militer Yerevan dengan mengerahkan tank hingga drone tempur.
"Terdapat laporan korban tewas dan luka di kalangan warga sipil dan militer," ujar juru bicara Kepresidenan Azerbaijan Hikmet Hajiyev.
Ombdusman Karabakh, Artak Beglaryan menyatakan, terdapat korban tewas di kalangan sipil dalam perang yang terjadi di antara dua kubu.
Kemudian secara terpisah, juru bicara kementerian pertahanan Armenia menerangkan bahwa ada anak-anak dan perempuan yang terbunuh.
Gesekan terparah sejak 2016 berpotensi memunculkan lagi perang skala besar di antara dua musuh bebuyutan ini, terkait perebutan Nagorny Karabakh.
Baca juga: AS dan Azerbaijan Ucapkan Selamat Kemerdekaan kepada Indonesia
Konfrontasi antara dua eks Uni Soviet di Kaukasus juga menarik perhatian pemain regional kelas kakap seperti Rusia dan Turki.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.