SEOUL, KOMPAS.com - Intelijen Korea Selatan (Korsel) meyakini, pejabat mereka dibunuh dan dibakar tidak atas perintah Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un.
Park Jie-won, Kepala Dinas Intelijen Nasional menyatakannya dalam pertemuan tertutup dengan anggota komite telik sandi parlemen.
Keyakinan itu diambil ketika Korsel melihat reaksi Korea Utara saat menerima pesan tertulis melalui Komisi Gencatan Senjata Militer di Komando PBB.
Baca juga: Warga Korea Selatan Ditembak Mati dan Dibakar oleh Tentara Korea Utara
"Saya berkeyakinan perintah itu tidak datang atau pun dilaporkan kepada Pemimpin Kim Jong Un. Namun melalui komandan lokal," jelas Park.
Dia juga menuturkan berdasarkan informasi rahasia yang mereka peroleh, Korea Selatan tidak melihat adanya pergerakan Kim dalam pembunuhan itu.
Dilansir Yonhap Jumat (25/9/2020), ketegangan berawal ketika Seoul menyatakan pejabat mereka yang bekerja di departemen perikanan dibunuh.
Si pejabat yang disebut hendak membelot ke Korea Utara itu ditembak mati setelah diinterogasi pada Selasa (22/9/2020), dengan jenazahnya kemudian dibakar.
Saat itu, negara penganut ideologi Juche tersebut membakar mayat si pejabat sebagai prosedur pencegahan dari wabah virus corona.
Pemerintah "Negeri Ginseng" kemudian mengecam Pyongyang karena melakukan "aksi brutal", dan mendesak agar tetangganya itu melakukan penyelidikan.
Insiden tersebut sampai ke telinga Kim Jong Un, yang melakukan sebuah keputusan langka: melontarkan permintaan maaf kepada Korea Selatan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.