Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasukan Taliban Kembali Perangi Pasukan Afghanistan Setelah Dibebaskan

Kompas.com - 23/09/2020, 23:47 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber AFP

KABUL, KOMPAS.com - Sejumlah tahanan Taliban yang dibebaskan oleh pemerintah Afghanistan sebagai syarat untuk perundingan damai antara dua kubu telah kembali mengangkat senjata.

Melansir AFP pada Rabu (23/9/2020), perkembangan terkini hubungan pemerintah Afghanistan dengan kelompok militan Taliban tersebut diungkapkan oleh pejabat tinggi Afghanistan, Abdullah Abdullah pada Selasa (22/9/2020).

Abdullah, yang memimpin Dewan Tinggi untuk Rekonsiliasi Nasional Afghanistan dan mengawasi upaya perdamaian pemerintah, mengatakan diskusi dengan Taliban di Qatar sejauh ini positif.

Baca juga: Perang Afghanistan-Taliban Masih Berlanjut, Seorang Istri Hamil Besar Berharap Suami Keempatnya Tidak Tewas Lagi

Namun, dia mengatakan beberapa kabar yang kurang baik, bahwa dari 5.000 tahanan Taliban yang telah dibebaskan oleh pemerintah Afghanistan sebagai syarat untuk pembicaraan damai, sebagian telah melanjutkan perang melawan pemerintah pusat Afghanistan, Kabul.

"Saya tahu bahwa beberapa telah kembali ke medan perang, yang merupakan pelanggaran atas kesepakatan yang telah mereka buat," kata Abdullah dalam konferensi online dengan Dewan Hubungan Luar Negeri AS.

Abdullah mengatakan pembicaraan antara kedua belah pihak telah dimulai di Doha dengan catatan positif, karena para delegasi membangun keakraban satu sama lain.

Baca juga: Setelah 2 Dekade Berperang, Tercapaikah Pembicaraan Damai Taliban dengan Pemerintah Afghanistan?

Namu, tingkat kekerasan di Afghanistan belum turun, dan dia meminta Amerika Serikat, yang menginisiasi proses perdamaian dengan kesepakatannya sendiri dengan Taliban, dan Pakistan, yang mempertahankan hubungan dengan pemberontak, untuk menekan mereka agar menyetujui gencatan senjata.

“Sayangnya, selama ini tingkat kekerasannya sangat tinggi dan tidak bisa diterima masyarakat,” kata Abdullah.

"Saya mengulangi seruan saya kepada Taliban sendiri dan juga kepada semua mitra yang memiliki pengaruh atas Taliban untuk mendesak hal itu (penurunan kekerasan)," tambahnya.

Baca juga: Bom di Kabul Targetkan Wakil Presiden Afghanistan, Warga jadi Korbannya

Abdullah mengatakan dia berencana mengunjungi Pakistan dalam beberapa hari mendatang untuk pertama kalinya sejak 2008.

Kekerasan yang terus-menerus, dan kegagalan Taliban untuk sepenuhnya memutuskan hubungan dengan ISIS dan kelompok jihadis Al-Qaeda, dianggap sebagai penghalang keberhasilan oleh para pejabat AS yang bersaksi di Kongres pada Selasa.

Kepala juru runding AS, Zalmay Khalilzad mengatakan penarikan pasukan AS, di bawah perjanjian AS-Taliban, akan menyisakan sekitar 4.500 pasukan di Afghanistan pada November.

Baca juga: Trump Bakal Segera Umumkan Penarikan Pasukan AS dari Irak dan Afghanistan

Sementara, Washington masih mempertanyakan, apakah para pemberontak Taliban akan memenuhi janji mereka?

"Penarikan lebih lanjut akan ditentukan berdasarkan kondisi di lapangan dan pengiriman oleh Taliban atas komitmen mereka," kata Khalilzad dalam sidang komite pengawas DPR.

AS telah memangkas jumlah pasukan di Afghanistan lebih dari setengah dari lebih 12.000.

Baca juga: Tak Terima Dikaitkan dalam Kejahatan Perang di Afghanistan, Pemerintah AS Beri Sanksi Jaksa dan Pengadilan

Di bawah janji Presiden Donald Trump untuk mengakhiri keterlibatan AS dalam perang di luar negeri.

Kemudian, Washington telah berjanji untuk menarik semua pasukan pada Mei 2021, jika Taliban dan pemerintah dapat mencapai kesepakatan damai yang solid.

"Dengan ukuran apa pun, tingkat kekerasan saat ini terlalu tinggi. Kami tahu bahwa pengurangan itu mungkin terjadi," kata Khalilzad, mencatat gencatan senjata singkat yang dihormati oleh Taliban di masa lalu.

Baca juga: Afghanistan Bebaskan Lagi Tahanan Taliban Hampir 200 dan Besok Bersiap Bicarakan Kesepakatan Damai

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com