Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inggris Kirim Bukti 2 Anggota ISIS Berjuluk "The Beatles", ke AS

Kompas.com - 23/09/2020, 14:55 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber AFP

LONDON, KOMPAS.com - Inggris menyerahkan bukti pembunuhan yang dilakukan oleh 2 anggota ISIS yang dijuluki "The Beatles", kepada Amerika Serikat (AS) pada Selasa (22/9/2020).

Langkah tersebut membuka jalan ke pangadilan, setelah Washington mengatakan bahwa tidak akan mengupayakan hukuman mati kepada mereka.

Bukti pembunuhan El Shafee Elsheikh dan Alexanda Kotey "sekarang akhirnya telah dipindahkan ke AS", kata Menteri Dalam Negeri Inggris, Priti Patel dalam pernyataannya di Twitter.

Baca juga: Kanal Telegram Milik ISIS Disebut Dibanjiri Gambar Porno

“Saya sangat berharap keadilan bagi para korban dan keluarga mereka sekarang akan terpenuhi,” kata Patel seperti yang dilansir dari AFP pada Selasa (22/9/2020). 

Elsheikh dan Kotey, yang telah dicabut kewarganegaraan Inggrisnya, berada dalam tahanan pasukan AS di Irak.

AS ingin mengadili mereka dalam kasus pembunuhan jurnalis James Foley dan Steven Sotloff, serta pekerja kemanusian Peter Kassig selama 2014-2015.

Baca juga: ISIS Bajak Akun Penggemar Justin Bieber dan Sebarkan Propaganda

Anggota sel Kotey dan Elsheikh dijuluki "The Beatles" oleh para tawanan mereka karena aksen Inggris keduanya.

Mereka menyiksa dan membunuh korban, termasuk dengan memenggal kepala, dan ISIS merilis video kematian dari korban keduanya untuk tujuan propaganda.

Transfer materi yang dilakukan Inggris kepada AS dimaksudkan untuk membantu penuntutan pasangan itu, setelah ibu Elsheikh kalah dalam gugatan hukum di Pengadilan Tinggi London.

Baca juga: Perpustakaan Online Raksasa Milik ISIS Ditemukan, Apa Saja Isinya?

Pengacara "The Beatles" pembunuh Maha Elgizouli mengatakan kepada pengadilan bahwa keputusan Patel untuk melanjutkan transfer melanggar Undang-Undang Perlindungan Data Inggris.

Namun, hakim memutuskan bahwa urusan keseketariatan lembaganya berada dalam haknya.

"Kesimpulan bahwa, bahkan jika Elsheikh dapat dituntut di Inggris, masih diperlukan dan proporsional untuk mentransfer data ke otoritas AS, maka tetap akan menjadi kesimpulan yang terbuka untuk menteri luar negeri melakukannya," kata putusan itu.

Baca juga: Berniat Serang Hagia Sophia, Pemimpin ISIS di Turki Ditangkap

Kebuntuan hukum selama 2 tahun mengenai para tersangka terputus bulan lalu, ketika Jaksa Agung Bill Barr mengatakan mereka akan terhindar dari eksekusi mati, jika terbukti bersalah setelah persidangan di Amerika Serikat.

Namun, dia memperingatkan bahwa jika Inggris membagikan buktinya pada 15 Oktober, Kotey dan Elsheikh akan diserahkan untuk penuntutan dan kemungkinan dieksekusi di Irak.

Intervensi Barr menempatkan tanggung jawab pada Patel untuk melihat apakah sistem Inggris dapat mengatasi gugatan pengadilan oleh ibu Elsheikh dan berbagi bukti, yang dikatakan sebagai penyadapan yang memberatkan otoritas AS.

Baca juga: Dukung ISIS, Seorang Wanita dari AS Dijatuhi Hukuman 7 Tahun Penjara

Departemen Kehakiman AS menyambut baik keputusan pengadilan di London pada Selasa, dan menyatakan terima kasih kepada Inggris karena telah mentransfer bukti pembunuhan oleh 2 anggota ISIS.

"Kami tetap berkomitmen untuk meminta pertanggungjawaban para terdakwa dan mendapatkan keadilan bagi para korban aktivitas teroris mereka," kata Departemen Kehakiman AS dalam sebuah pernyataan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com