WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Kanal Telegram milik kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dilaporkan dibanjiri oleh gambar porno oleh salah satu netizen.
Pernyataan itu disampaikan Cole Bunzel, salah satu peneliti di lembaga think tank Stanford University’s Hoover Institution di Twitter.
Bunzel menuturkan, para penghuni grup yang dikelola ISIS di Telegram mulai resah karena ada netizen yang menyebarkan gambar porno.
Baca juga: ISIS Bajak Akun Penggemar Justin Bieber dan Sebarkan Propaganda
"Sementara si moderator menghilang. 'Aku mencoba menghapus pesannya dan menendangnya, tapi aku tak bisa. Di mana moderatornya'?" ujar Bunzel.
Tidak dijelaskan siapa yang menjadi dalang spam itu. Tapi, Al Arabiya melaporkan tidak ada kaitannya dengan serangan terhadap media yang dikelola ISIS di 2016.
Frustration building in ISIS Telegram as an unwanted guest keeps dropping pornography into the chat and the moderator is MIA. “I tried to delete him and his messages and I couldn’t” “Where’s moderator?” ???? pic.twitter.com/g9jfEzupv8
— Cole Bunzel (@colebunzel) September 17, 2020
Pada saat itu, seorang peretas dengan nama Wauchula Ghost melakukan serangan terhadap akun Twitter Daesh (singkatan ISIS dalam bahasa Arab).
Aksi itu dilakukan setelah salah satu pendukungnya menyerang kelab gay di Orlando, Florida, di mana 49 orang tewas dan 53 lainnya terluka.
Wauchula Ghost membalas dengan meretas ratusan media sosial Daesh, dan kemudian mengisinya dengan gambar porno dan aksi solidaritas gay.
Berbicara kepada CNN, si hacker yang tergabung dalam grup daring Anonymous berujar, dia sengaja memilih foto itu untuk memberikan dampak besar.
"Kami mengambil alih media sosial mereka dan mengisinya untuk mengejak dan menyinggung mereka," kata dia dikutip Middle East Monitor Selasa (22/9/2020).
Wauchula Ghost mengklaim dia bisa meretas akun milik kelompok teroris itu hanya dalam waktu 60 detik karena banyak celah di sana.
Selain Twitter, Telegram juga menjadi salah satu media yang cukup sering dipakai kelompok tersebut guna menyebarkan propaganda.
Pendiri grup intelijen SITE Rita Katz berkata, aplikasi itu langsung menggelar aksi bersih-bersih percakapan yang ditengarai milik ISIS.
Mendapat tekanan seperti itu, Katz kemudian menerangkan bahwa ISIS beralih ke aplikasi percakapan lain seperti Hoop dan Riot.
Baca juga: Perpustakaan Online Raksasa Milik ISIS Ditemukan, Apa Saja Isinya?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.