Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Janjikan 2 Anggota ISIS Berjuluk The Beatles Tak Akan Dihukum Mati

Kompas.com - 20/08/2020, 12:38 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber BBC

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - AS menjanjikan kepada Inggris, dua anggota ISIS berjuluk The Beatles tidak akan mendapat hukuman mati meski nanti terbukti bersalah.

Janji Washington merujuk kepada Alexanda Kotey dan El Shafee Elsheikh, dua anggota terakhir The Beatles, dinamakan demikian karena aksen Inggris mereka yang kental.

AS sempat meminta bantuan London untuk membantu, namun isu penggunaan hukuman mati kini menjadi sektor yang paling diperdebatkan.

Baca juga: Trump Sebut 2 Anggota ISIS Berjuluk The Beatles Terburuk dari yang Terburuk

Hingga seperti dilansir BBC Rabu (19/8/2020), AS menjanjikan Inggris mereka tidak akan menghukum mati Kotey maupun Elsheikh.

Dalam surat kepada Menteri Dalam Negeri Priti Patel, Jaksa Agung AS William Barr menyatakan jika nantinya terbukti bersalah, keduanya tak bakal divonis mati.

Karena itu, Barr berharap pemerintahan Perdana Menteri Boris Johnson bersedia memberikan bukti informasi penting mengenai keduanya.

"Jika kami mendapatkan bukti dan kerja sama dari Inggris, kami akan segera mrmprosesnya berdasarkan hukum yang berlaku di AS," jelas Barr.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Inggris menyatakan, mereka bekerja sama dengan negara sekutu untuk memastikan anggota ISIS mendapat hukuman.

Alexanda Kotey dan El Shafee Elsheikh saat ini berada dalam penahanan militer AS di Irak, di mana status kewarganegaraan mereka sudah tercabut.

Baca juga: Anggota ISIS Berjuluk The Beatles Mengaku Menyesal dan Minta Maaf

Mereka dituding sebagai anggota yang melakukan pembunuhan terhadap jurnalis AS dan pekerja kemanusiaan Inggris, di Irak dan Suriah pada 2014.

Para korban dipenggal, dengan proses itu direkam kemudian disiarkan ke media sosial. Selain Kotey dan Elsheikh, anggota The Beatles lain adalah Mohammed Emwazi dan Aine Davis.

London yakin, secara legal dua anggota tersisa dari kelompok tersebut tidak bisa diekstradisi, hingga pada 2018, AS menyatakan bakal menyiapkan penuntutan.

Karena itu, Washington meminta "Negeri Ratu Elizabeth" memberi informasi. Sebagai balasan, mereka tidak akan menentang hukuman mati jika terbukti bersalah.

Tetapi ibu El Shafee Elsheikh mengajukan gugatan, menyebut London sudah melanggar komitmen internasional mereka untuk menentang vonis mati.

Baca juga: Anggota ISIS The Beatles Sebut Bakal Ada Banyak Serangan di Eropa

Pertarungan hukum

Di masa lalu, Inggris bakal meminta jaminan dari sekutunya bahwa mereka tidak akan memakai vonis mati jika si pelaku terbukti bersalah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com