Tidak semua pengunjuk rasa menuntut reformasi monarki. Mereka yang menentang seruan reformasi bahkan menyebut seruan tersebut kontra-produktif.
Tetapi aksi unjuk rasa yang berlangsung pada akhir pekan ini menunjukkan dukungan yang kuat terhadap seruan reformasi.
Para pengunjuk rasa ingin membalikkan peningkatan kekuasaan konstitusional raja pada 2017, yang dibuat setahun setelah Raja Maha Vajiralongkorn menggantikan mendiang ayahnya yang sangat dihormati, Raja Bhumibol Adulyadej.
Aktivis pro-demokrasi mengatakan Thailand mundur dari monarki konstitusional yang didirikan ketika kekuasaan absolut kerajaan berakhir pada 1932.
Mereka mengatakan monarki terlalu dekat dengan tentara dan berpendapat bahwa kedekatan itu telah merusak demokrasi.
Para pengunjuk rasa juga berupaya membatalkan hukum lese majeste yang melarang penghinaan terhadap raja.
Mereka ingin raja melepaskan kendali pribadinya atas kekayaan istana senilai puluhan miliar dollar AS yang telah dia ambil alih dan beberapa unit tentara.
Baca juga: Sehari Setelah Dipasang, Plakat yang Menentang Raja Thailand Dicopot