Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berani Menentang Raja, Ini Penyebab Demo Thailand dan Prediksi Selanjutnya

Kompas.com - 21/09/2020, 08:15 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

BANGKOK, KOMPAS.com - Sebuah gerakan pro-demokrasi yang dipimpin sekelompok mahasiswa berkembang pesat di Thailand beberapa bulan terakhir.

Beberapa aktivis pun secara terbuka menyerukan reformasi monarki, di kerajaan yang tak tergoyahkan di "Negeri Gajah Putih" tersebut.

Terbaru, akhir pekan lalu puluhan ribu orang turun ke jalan menyuarakan aspirasinya di Bangkok. Mereka mengabaikan peringatan perdana menteri bahwa negara bisa "dilahap api" jika mereka bertindak terlalu jauh.

Baca juga: Tantang Raja Thailand, Pengunjuk Rasa Pasang Plakat Negara Milik Rakyat

Lantas, apa sebenarnya yang melandasi demo Thailand dan bagaimana prediksi kelanjutannya?

Berikut adalah penjabarannya yang disadur dari AFP, Minggu (20/9/2020).

1. Apa yang diinginkan demonstran?

Para demonstran melakukan unjuk rasa menentang pemerintahan Perdana Menteri Prayuth Chan-o-cha.

Mantan panglima militer itu memimpin kudeta pada 2014 dan memerintah kerajaan di bawah kekuasaan militer selama 5 tahun.

Di bawah komando junta, UU baru dirancang sebelum pemilu diadakan tahun lalu, dan Prayuth pun terpilih untuk memimpin pemerintahan sipil.

Para pengunjuk rasa mengatakan, semua proses itu sudah di-setting dan menyerukan agar parlemen dibubarkan, UU dirombak, dan diakhirinya penindasan yang mereka alami.

Mereka juga mengeluarkan daftar 10 tuntutan untuk kerajaan, termasuk menghapus UU pencemaran nama baik yang melindungi keluarga kerajaan dari kritik.

Para pengunjuk rasa pro-demokrasi melakukan salam tiga jari ketika mereka menghadiri demonstrasi untuk menuntut pemerintah mundur, membubarkan parlemen dan mengadakan pemilihan baru di bawah konstitusi yang direvisi, di kampus Rangsit Universitas Thammasat di luar Bangkok, Thailand Agustus 10, 2020.REUTERS/CHALINEE THIRASUPA Para pengunjuk rasa pro-demokrasi melakukan salam tiga jari ketika mereka menghadiri demonstrasi untuk menuntut pemerintah mundur, membubarkan parlemen dan mengadakan pemilihan baru di bawah konstitusi yang direvisi, di kampus Rangsit Universitas Thammasat di luar Bangkok, Thailand Agustus 10, 2020.
UU tersebut adalah salah satu yang paling keras di dunia, dengan hukuman hingga 15 tahun penjara per dakwaan.

Baca juga: Anggota Parlemen Thailand Ini Lihat Foto Bugil di Tengah Rapat

2. Kenapa sekarang?

Kekecewaan menyeruak sejak Februari ketika para pemimpin partai oposisi yang populer di kalangan anak muda, dilarang beroperasi.

Banyak pengunjuk rasa mengatakan, perlawanan terhadap Future Forward Party itu bermotif politik.

Lockdown pandemi yang membuat perekonomian Thailand terjun bebas juga membuat jurang kesenjangan antara kelas miliarder dan miskin semakin menganga.

Kemudian pada Juni, aktivis terkemuka Wanchalearm Satsaksit yang tinggal di pengasingan negara tetangga, Kamboja, tiba-tiba menghilang.

Halaman:

Terkini Lainnya

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Global
AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com