SYDNEY, KOMPAS.com - Duta Besar Australia untuk Kamboja meminta maaf, karena memakan hidangan yang berisi penyu cangkang lunak.
Hewan tersebut sangat dilindungi di beberapa wilayah dunia.
Duta Besar Pablo Kang mengunggah foto itu awal bulan ini, berupa semangkuk penyu matang yang dikonsumsi rombongannya saat berkunjung ke pedesaan Pailin.
Baca juga: Di Tengah Ketegangan dengan Beijing, Dubes AS di China Mundur
Twit itu langsung dihapusnya setelah banjir kritik online.
"Saya sudah menghapus twit saya tentang penyu cangkang lunak dan belut, serta meminta maaf kepada semua orang yang tersinggung," twit Kang pada Selasa (15/9/2020).
Hello. I have removed my tweet about soft shell turtles & eels, and apologise to all those who took offence. My intent was not to promote these dishes, but to tell people about some of the foods I was offered during my recent provincial visit. 1/2
— Pablo Kang ???????????????? (@AusEmbPP) September 15, 2020
Namun diberitakan AFP pada Rabu (16/9/2020), di Kamboja ada satu spesies penyu cangkang lunak yang dibudidayakan secara legal dan boleh dimakan.
Dagingya sering dibuat jadi sup yang merupakan makanan sangat populer di ibu kota Phnom Penh.
Akan tetapi banyak spesies penyu cangkang lunak lain yang sangat terancam punah di seluruh dunia, dan foto-foto yang diunggah Kang memantik kemarahan orang-orang di dunia maya.
Baca juga: Foto Viral, Dubes China Berjalan di Atas Punggung Warga dalam Upacara Penyambutan di Kiribati
Kedutaan Besar Australia mengatakan ke kantor berita lokal VOD, hidangan itu ditawarkan sebagai makanan resmi dan dubes yakin penyu tersebut berasal dari budidaya, bukan alam liar.
"Maksud saya bukan untuk memperkenalkan makanan ini, tetapi untuk memberitahu orang-orang tentang beberapa makanan yang ditawarkan ke saya selama kunjungan provinsi baru-baru ini," ujar Kang.
"Saya tentu tidak memaafkan perburuan spesies yang terancam punah untuk makanan atau tujuan lain, dan akan lebih berhati-hati dengan tindakan saya ke depannya," lanjutnya di Twitter.
I certainly do not condone the harvesting of any endangered species for food or other purposes, and will be more careful about my actions in future ???????? 2/2
— Pablo Kang ???????????????? (@AusEmbPP) September 15, 2020
Baca juga: Dubesnya di Inggris Nge-Like Video Porno, China: Twitter-nya Dibajak
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.