Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gara-gara Foto Makan Penyu, Twitter Dubes Australia Diserang Netizen

Kompas.com - 17/09/2020, 14:52 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

SYDNEY, KOMPAS.com - Duta Besar Australia untuk Kamboja meminta maaf, karena memakan hidangan yang berisi penyu cangkang lunak.

Hewan tersebut sangat dilindungi di beberapa wilayah dunia.

Duta Besar Pablo Kang mengunggah foto itu awal bulan ini, berupa semangkuk penyu matang yang dikonsumsi rombongannya saat berkunjung ke pedesaan Pailin.

Baca juga: Di Tengah Ketegangan dengan Beijing, Dubes AS di China Mundur

Twit itu langsung dihapusnya setelah banjir kritik online.

"Saya sudah menghapus twit saya tentang penyu cangkang lunak dan belut, serta meminta maaf kepada semua orang yang tersinggung," twit Kang pada Selasa (15/9/2020).

Namun diberitakan AFP pada Rabu (16/9/2020), di Kamboja ada satu spesies penyu cangkang lunak yang dibudidayakan secara legal dan boleh dimakan.

Dagingya sering dibuat jadi sup yang merupakan makanan sangat populer di ibu kota Phnom Penh.

Akan tetapi banyak spesies penyu cangkang lunak lain yang sangat terancam punah di seluruh dunia, dan foto-foto yang diunggah Kang memantik kemarahan orang-orang di dunia maya.

Baca juga: Foto Viral, Dubes China Berjalan di Atas Punggung Warga dalam Upacara Penyambutan di Kiribati

Kedutaan Besar Australia mengatakan ke kantor berita lokal VOD, hidangan itu ditawarkan sebagai makanan resmi dan dubes yakin penyu tersebut berasal dari budidaya, bukan alam liar.

"Maksud saya bukan untuk memperkenalkan makanan ini, tetapi untuk memberitahu orang-orang tentang beberapa makanan yang ditawarkan ke saya selama kunjungan provinsi baru-baru ini," ujar Kang.

"Saya tentu tidak memaafkan perburuan spesies yang terancam punah untuk makanan atau tujuan lain, dan akan lebih berhati-hati dengan tindakan saya ke depannya," lanjutnya di Twitter.

Baca juga: Dubesnya di Inggris Nge-Like Video Porno, China: Twitter-nya Dibajak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com