Hewan tersebut sangat dilindungi di beberapa wilayah dunia.
Duta Besar Pablo Kang mengunggah foto itu awal bulan ini, berupa semangkuk penyu matang yang dikonsumsi rombongannya saat berkunjung ke pedesaan Pailin.
Twit itu langsung dihapusnya setelah banjir kritik online.
"Saya sudah menghapus twit saya tentang penyu cangkang lunak dan belut, serta meminta maaf kepada semua orang yang tersinggung," twit Kang pada Selasa (15/9/2020).
Dagingya sering dibuat jadi sup yang merupakan makanan sangat populer di ibu kota Phnom Penh.
Akan tetapi banyak spesies penyu cangkang lunak lain yang sangat terancam punah di seluruh dunia, dan foto-foto yang diunggah Kang memantik kemarahan orang-orang di dunia maya.
Kedutaan Besar Australia mengatakan ke kantor berita lokal VOD, hidangan itu ditawarkan sebagai makanan resmi dan dubes yakin penyu tersebut berasal dari budidaya, bukan alam liar.
"Maksud saya bukan untuk memperkenalkan makanan ini, tetapi untuk memberitahu orang-orang tentang beberapa makanan yang ditawarkan ke saya selama kunjungan provinsi baru-baru ini," ujar Kang.
"Saya tentu tidak memaafkan perburuan spesies yang terancam punah untuk makanan atau tujuan lain, dan akan lebih berhati-hati dengan tindakan saya ke depannya," lanjutnya di Twitter.
https://www.kompas.com/global/read/2020/09/17/145237170/gara-gara-foto-makan-penyu-twitter-dubes-australia-diserang-netizen