Anak-anak sekolah yang lebih muda adalah yang diberi lebih banyak indoktrinasi ini, katanya.
"Mereka membawanya (propaganda) keanak pada usia 3 sampai 4 tahun dan mereka benar-benar mempelajari seperti litani," ucapnya.
Ada perumpamaan yang mereka pelajari, seperti perumpamaan tentang sepatu bot bahwa teman-teman Kim Jong Il tidak memiliki sepatu bot. Kemudian, ibunya memberinya sepasang sepatu bot, tetapi dia menolaknya karena teman-temannya tidak memilikinya, dan sekarang semua anak sekolah memiliki sepatu bot.
"Ada banyak cerita kecil yang diceritakan yang begitu apokrif, mereka gila, tapi kamu melihatnya di setiap sekolah yang kamu masuki," ucapnya.
Di bawah aturan baru, penekanan propaganda di kelas juga dikatakan telah berkembang dari ayah pemimpin, Kim Jong Il, dan kakeknya, Kim Il Sung, menjadi pemimpin saat ini, Kim Jong Un.
Baca juga: Kritik Kebijakan Ekonomi Kim Jong Un, 5 Pejabat Korea Utara Ditembak Mati
"Apa yang diajarkan di Pendidikan Kebesaran agak berubah," kata sumber itu.
"Jumlah waktu yang dihabiskan untuk masa kecil Pemimpin Tertinggi sekarang dua kali lipat dari waktu yang dihabiskan untuk masa kecil ayah dan kakeknya."
Dalam pembelajaran yang didoktrinkan kepada anak-anak tersebut, dicitrakan bahwa Kim Jong-un adalah anak yang cerdas yang "naik kapal pesiar, melakukan latihan target, dan suka membaca", serta belajar musik "revolusioner".
Kim Yo Jong, yang sering disebut-sebut sebagai calon penerus kakaknya, tidak bersekolah di Korea Utara, melainkan dikirim ke sekolah di Swiss, seperti Kim Jong Un.
Anak-anak prasekolah Korea Utara biasanya bersekolah dari jam 9 pagi hingga siang hari, dan juga memiliki waktu untuk pendidikan jasmani, bermain, dan mempelajari alfabet Korea.
Namun, ada sedikit harapan bahwa anak-anak sekolah bisa lepas dari kultus kepribadian yang doktrin para pemimpin.
Bahkan potret para pemimpin dihormati, sampai orang dapat dihukum karena tidak merawat barang-barang itu dengan baik.
Misalnya, laporan muncul awal tahun ini bahwa seorang ibu Korea Utara menghadapi gulag setelah menyelamatkan anak-anaknya dari kebakaran rumah alih-alih 2 lukisan para pemimpin.
Baca juga: AS: Korea Utara Perintahkan Tembak Mati di Perbatasan demi Cegah Covid-19
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.