MBS melihat segala sesuatunya secara berbeda. Dia percaya bahwa seorang pemuda yang marah dan kelebihan penduduk yang memiliki akses ke media sosial lebih berbahaya baginya daripada ulama garis keras.
Bawahan MBS lantas membiarkan Kushner berpikir bahwa dia memiliki pengaruh dan meyakinkan penasihat Gedung Putih bahwa MBS adalah seorang reformis.
Larangan menyetir bagi wanita akhirnya dicabut pada Juni 2018, memungkinkan perempuan duduk di kursi pengemudi untuk pertama kalinya dalam sejarah Arab Saudi.
Baca juga: Pembunuhan Khashoggi, 2 Mantan Pembantu Setia MBS Dituntut Pengadilan Turki
Dalam usahanya, MBS juga mencoba menopang posisinya sendiri di dalam kerajaan, di mana aturan suksesi sering kali samar dan hubungan pribadi adalah kuncinya.
Ketika Trump terpilih, MBS hanya berada dalam urutan ketiga garis takhta, di belakang putra mahkota Muhammad bin Nayef yang memiliki banyak teman di pemerintahan AS.
Namun, Kushner dan sesama penasihat Trump Steve Bannon langsung merapat ke MBS dan meyakinnya bahwa Washington akan melakukannya.
Setelah itu, Muhammad bin Nayef dicopot gelarnya pada tahun 2017. Tidak ada tanda-tanda protes dari Washington karena MBS dilantik sebagai pewaris takhta.
"Pangeran tahu persis bagaimana menghadapi Trump," kata penulis buku tersebut, Bradley Hope dan Justin Scheck.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.