Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Eks Mata-mata Arab Saudi Klaim Putra Mahkota MBS Kirim "50 Pembunuh Bayaran"

Kompas.com - 09/08/2020, 13:12 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

OTTAWA, KOMPAS.com - Mantan mata-mata Arab Saudi mengklaim, Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS) mengirim skuad berisi "50 pembunuh bayaran" untuk membunuhnya.

Dalam klaimnya, Dr Saad Aljabri mengaku bahwa sang penerus takhta Kerajaan Saudi mengirimkannya ancaman beberapa hari setelah Jamal Khashoggi dibunuh.

Aljabri mengatakan, Pangeran MBS berupaya untuk memulangkannya kembali ke Arab Saudi, dan mengerahkan "semua sumber daya yang dia punya".

Baca juga: Eks Mata-mata Arab Saudi Tuduh Putra Mahkota Mencoba Membunuhnya

Dia juga mengungkapkan menerima pesan bernada ancaman di WhatsApp, yang isinya "terima segala tindakan yang bakal menyakitimu".

Karena itu, dia kemudian mengajukan laporan di AS, mengklaim bahwa putra mahkota berusia 34 tahun itu mengirim pembunuh bayaran untuk melenyapkannya.

Dalam klaimnya, Aljabri mengatakan bahwa "sekelompok tentara bayaran" bernama "Pasukan Harimau" sudah tiba di Kanada, tempatnya mengungsi sejak 2017.

Dilansir Daily Mirror Jumat (7/8/2020), si eks mata-mata menuturkan mereka dipersenjatai dengan "dua tas berisi peralatan forensik".

Dalam laporannya, kelompok itu beranggotakan 50 orang, termasuk pakar yang piawai dalam membersihkan bukti di lokasi kejadian.

Laporan di pengadilan itu menerangkan, dua anak Dr Aljabri sudah ditahan oleh otoritas Saudi, dalam upaya mereka agar memulangkan sang mantan agen rahasia.

Baca juga: Pembunuhan Khashoggi, 2 Mantan Pembantu Setia MBS Dituntut Pengadilan Turki

Dr Aljabri mengungkapkan, dia menjadi target Riyadh, termasuk keluarganya ditangkap di Dubai, karena punya informasi yang menjadi ancaman bagi MBS.

Mantan kepala intelijen itu merupakan pejabat kabinet level tinggi di bawah pemerintahan Pangeran Mohammed bin Nayef, yang disingkirkan MBS pada 2017.

Dalam gugatannya setebal 100 halaman tersebut, Dr Aljabri mengklaim dia disudutkan karena dianggap posisinya bisa mengancam putra mahkota dengan AS.

Dia dilaporkan menyediakan informasi mengenai keterlibatan MBS dalam pembunuhan Jamal Khashoggi di Istanbul, Turki, pada Oktober 2018.

Jenazah Khashoggi hingga kini masih belum diketahui. Meski begitu, Riyadh sudah menghukum mati lima orang yang dianggap sebagai pelaku utama.

Baca juga: Hendak Kudeta Raja Salman, Pangeran Berpengaruh Saudi Ditangkap MBS

Oleh penyelidik PBB, vonis tersebut dianggap "melecehkan dan mempermainkan" hukum, dengan putra mahkota menyangkal keterlibatannya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com