Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UNCTAD: Palestina Terancam Alami Resesi Lebih Buruk karena Covid-19

Kompas.com - 09/09/2020, 12:45 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Aljazeera

RAMALLAH, KOMPAS.com - Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Perdagangan dan Pembangunan (UNCTAD) memperingatkan Palestina pada Selasa (8/9/2020) bahwa kondisi sosial ekonomi wilayah tersebut terancam terpuruk lebih parah karena dampak pandemi virus corona.

"Bahkan sebelum guncangan ekonomi akibat pandemi virus corona (Covid-19), ekonomi (Palestina) diperkirakan akan mengalami resesi pada 2020 dan 2021," tulis UNCTAD dalam laporan terbarunya tentang bantuan kepada rakyat Palestina, seperti yang dilansir dari Al Jazeera pada Rabu (9/9/2020).

UNCTAD menjabarkan proyeksi ekonomi Palestina semakin suram, karena beberapa faktor, di antaranya adalah aneksasi sebagian besar wilayah Tepi Barat yang diduduki Israel.

Diikuti ambruknya ekonomi karena anggaran kebijakan untuk untuk menahan penyebaran Covid-19.

Baca juga: Raja Salman ke Trump : Saudi Ingin Solusi yang Adil untuk Palestina

Aliran dana bantuan untuk sektor lain menjadi tersendat, karena para donor ditekan secara finansial untuk atasi pendemi virus corona.

Perserikatan kepabeanan oleh Israel yang memberatkan menyebabkan ratusan juta dollar pendapatan pajak Palestina bocor ke perbendaharaan Israel.

"'Kondisi yang sudah ada sebelumnya' di wilayah pendudukan pada dasarnya sangat buruk. Dan mereka akan menjadi lebih buruk di tahun-tahun mendatang sebagai akibat dari Covid-19," kata Richard Kozul-Wright, direktur divisi globalisasi dan strategi pembangunan UNCTAD.

"Ketidaksetaraan, hutang, ketidakamanan, dan investasi yang tidak mencukupi telah menjadi masalah lama di wilayah pendudukan Palestina," kata Kozul-Wright dalam jumpa pers.

Baca juga: ‘Darah Rakyat Palestina’, Tulisan Protes Sebelum Timnas Israel Berlaga di Skotlandia

Pejabat kesehatan Palestina telah melaporkan terdapat 215 kematian dan lebih dari 35.000 kasus infeksi virus corona di Tepi Barat, Gaza dan Yerusalem Timur, wilayah yang direbut Israel dalam perang Timur Tengah 1967.

Sebuah kelompok bantuan PBB telah memperingatkan bahwa kurangnya barang-barang medis utama di Gaza dapat mempersulit pengobatan penyakit secara efektif.

"Situasi di wilayah Palestina yang diduduki berubah dari buruk menjadi lebih buruk," Mahmoud Elkhafif, koordinator bantuan untuk rakyat Palestina UNCTAD, mengatakan pada konferensi tersebut.

Baca juga: Foto Viral Lutut Tentara Israel Tindih Leher Aktivis Lansia Palestina

Ekonomi sedang dikepung

Wilayah Palestina yang diduduki diikat ke dalam serikat pabean yang memungkinkan Israel mengontrol sekitar dua pertiga dari pendapatan pajak Palestina.

UNCTAD memperkirakan bahwa sebelum pandemi, pengaturan ini mengakibatkan kebocoran ratusan juta dollar sumber daya keuangan Palestina ke perbendaharaan Israel.

Jika dihitung, kebocoran itu setara dengan sekitar 3,7 persen dari hasil ekonomi tahunan Palestina yang diukur dengan produk domestik bruto (PDB), atau 17,8 persen dari total penerimaan pajak.

Baca juga: Presiden Palestina Inisiasi Front Persatuan Palestina untuk Sikapi Perjanjian Damai Israel-UEA

Kerugian yang sudah substansial ini diperburuk oleh tingkat pengangguran tingkat depresi yang mencapai 33 persen pada 2019.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com