Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Dibangun Lagi karena Tragedi 9/11, Gedung WTC Kini Ditinggalkan karena Covid-19

Kompas.com - 08/09/2020, 21:26 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

ALBANY, KOMPAS.com - World Trade Center (WTC), New York, yang telah dibangun lagi sejak 2003 setelah serangan 11 September 2001 silam, kini diserang pandemi Covid-19 yang membuat aktivitas di dalamnya hampir mati.

Pada 19 tahun silam, WTC yang terkenal dengan menara kembarnya telah hancur karena serangan para pembajak Al Qaeda, yang menewaskan 2.753 dari 3.000 orang.

Pada 2003, gedung pencakar langit itu dibangun kembali dengan rencana induk dirancang oleh Daniel Libeskind, yang mendorong diversifikasi ekonomi lokal.

Menurut Otoritas Pelabuhan New York dan New Jersey, sektor publik dan swasta telah menginvestasikan sekitar 25 miliar dollar AS (Rp 369,8 triliun) untuk proyek rekonstruksi.

Zona bencana itu pun kemudian bermetamorfosis menjadi sebuah objek wisata dan pusat bisnis dengan 3 gedung pencakar langit, pusat transportasi, sebuah museum, dan tugu peringatan 9/11.

Baca juga: Fotonya Viral Menyelamatkan Diri Sambil Bawa Map Saat 9/11, Pria Ini Tewas karena Covid-19

"Semua orang yang datang ke New York ingin datang ke Ground Zero. Itu adalah pusat kota New York. Ini adalah ruang publik yang bagus," kata Libeskind dalam sebuah wawancara.

Di jantungnya bangunana itu terdapat 2 kolam yang dirancang oleh Michael Arad, menandai jejak kaki Menara Kembar yang pernah berdiri, dengan sepasang air terjun 4 sisi yang mengalir ke bawah.

Nama-nama korban 9/11 terukir di pinggiran perunggunya.

Sebelum pandemi virus corona, tempat itu ramai lagi dengan dikunjungi ratusan pengunjung yang berkumpul.

Baca juga: Salahkan Gay atas Wabah Virus Corona, Pemimpin Gereja Ortodoks Ini Terinfeksi Covid-19

Namun, pada suatu sore baru-baru ini hanya terdapat sebuah keluarga dari Wichita, Kansas, sebagai satu-satunya orang di kolam menara selatan itu, menurut laporan yang dikutip dari dari Reuters pada Selasa (8/9/2020). 

“Orang-orang jauh lebih khawatir tentang seseorang yang batuk ke arah mereka daripada seseorang yang meledakkan sebuah gedung,” kata Vishal Garg, kepala eksekutif startup pembiayaan kembali hipotek Better.com.

Ia berkantor pusat di lantai 7 World Trade Center yang berdekatan dengan situs yang dikenal sebagai Ground Zero.

Baca juga: Presiden Xi Jinping: China Telah Lewati Cobaan Virus Corona yang Luar Biasa

Nostalgia menara kembar

Nostalgia atas Menara Kembar tumbuh setelah mereka dihancurkan bersama dengan begitu banyak nyawa yang tidak bersalah, tetapi mereka tidak dicintai pada masanya.

Selesai pada 1970-an, World Trade Center direnovasi yang kemudian dikenal sebagai Radio Row dengan blok besar berisi Menara Kembar dan yang lainnya.

Situs itu sering disebut "plaza yang berangin".

Baca juga: Eks PM Italia Silvio Berlusconi Membaik Usai Positif Virus Corona

“Masalah dengan World Trade Center tidak pernah sebaik ini,” kata Carl Weisbrod, mantan pejabat perencanaan kota yang bekerja pada pembangunan kembali situs baru setelah tragedi 9/11.

Perencanaan situs baru membangkitkan emosi publik yang terkait dengan serangan 9/11 di Amerika Serikat, hilangnya nyawa dan ketakutan untuk bekerja di gedung-gedung tinggi lagi.

“Apa yang muncul adalah kawasan pusat bisnis yang sekarang menjadi model abad ke-21 dan bukan semacam artefak sejarah abad ke-20,” katanya Weisbrod.

Baca juga: China Pamerkan Calon Vaksin Corona Buatan Sendiri untuk Pertama Kalinya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com