"Tentu saja, klub kami dikenal dengan pesta kolam renang yang penuh sesak, dan pihak berwenang mengatakan hal itu tak bisa dilanjutkan."
Tempat hiburan terkenal lainnya di sini bagi komunitas swinger adalah klub malam Le Glamour. Aktivitas tempat hiburan dengan pesta-pesta bugil penuh busa dan mousse dengan 1.000 tubuh yang menggeliat, telah diperintahkan untuk ditutup pada Maret lalu.
Poster-poster iklan di seluruh kota Agde meminta kepada klien mereka untuk bersabar, dan berjanji bahwa Le Glamour akan dibuka kembali.
Baca juga: Ayahnya Meninggal karena Covid-19, Perempuan Wuhan Ini Gugat China
Philippe Barreau telah membuka toko busana seksi di desa ini selama 30 tahun, dan sebagai ketua asosiasi dari 120 tempat bisnis di sini, dia sangat murung.
"Keberadaan kami sangat penting bagi perekonomian di sini: 300 dari 800 pekerja di sini telah dirumahkan. Saya kehilangan 80% bisnis saya dan bukan hanya saya yang demikian.
"Sekarang, hanya ada sekitar 5.000 yang tinggal di sini. Pada saat yang bersamaan tahun ini, semestinya ada 25.000 orang. Tak ada satu pun yang ingin bersenang-senang."
Baca juga: Baru Sebulan Menjabat, Menteri Keuangan Thailand Mengundurkan Diri di Tengah Pandemi Covid-19
Tapi dari pasangan swingers yang telah saya temui, mereka mengakui, virus corona tidak sepenuhnya menghentikan aktivitas seksual non-monogami ini.
Beberapa dari mereka mengatakan, bahwa mereka menjadi lebih suka untuk menarik perhatian.
Di pantai, banyak perempuan menggunakan perhiasan rantai pinggang, sementara para pria berparade dengan rambut tubuh yang sudah dicukur.
Banyak dari mereka berusia akhir 50an, dan awal 60an yang terlihat sangat bangga dengan penampilan masing-masing, dan ada juga pasangan yang lebih muda.
Pada malam harinya, banyak menggenakan pakaian untuk pergi ke bar dan restoran terbuka di sepanjang pantai.
Tapi dengan pakaian yang terbuka, seakan ingin menyampaikan "lihatlah aku", sementara sejumlah pasangan mengobrol satu sama lain, terkadang kembali ke apartemen atau berkeliaran ke bukit pasir terdekat.
Sekarang, otoritas setempat mendesak wisatawan yang berencana mengunjungi desa ini untuk menjauh.
Mereka yang akan mengakhiri liburan telah didesak untuk menjalani tes virus corona, sehingga mereka tidak menularkan virus ketika tiba di rumah.
Baca juga: Di Tengah Ketidakpercayaan Warga pada China, Hong Kong Gelar Tes Covid-19 Massal
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.