Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Perancis Emmanuel Macron Kunjungi Sosok Pemersatu Lebanon Usai Penetapan PM Mustapha Adib

Kompas.com - 01/09/2020, 08:03 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

BEIRUT, KOMPAS.com - Presiden Perancis Emmanuel Macron kunjungi simbol persatuan Lebanon, penyanyi Fairouz, saat tiba di Beirut, Lebanon pada Senin malam (31/8/2020).

Fairouz adalah salah satu penyanyi paling terkenal di dunia Arab, yang telah menjadi soundtrack Lebanon dari masa kejayaannya yang glamor, melewati era konflik, hingga trauma terbaru pasca-ledakan besar di Beirut.

Wanita berusia 85 tahun itu dianggap sebagai harta nasional dan simbol perdamaian, melampaui perpecahan faksi dan sektarian di Lebanon dan sekitarnya.

Informasi yang dikutip dari Reuters pada Senin (31/8/2020), masyarakat Lebanon masih marah pada elit politik Lebanon atas krisis ekonomi dan ledakan besar yang terjadi di pelabuhan Beirut pada awal Agustus.

Baca juga: Resmi, Mustapha Adib Jadi Perdana Menteri Lebanon yang Baru

Kemarahan masyarakat tergambarkan dari massa yang berkumpul dan menyampaikan beberapa seruan saat Macron kunjungi seniman tersebut pada Senin malam itu.

Para pengunjuk rasa berkumpul di luar rumah Fairouz, dengan mengangkat papan bertuliskan, "Tidak ada kabinet oleh, atau dengan, para pembunuh" dan "Jangan berada di posisi yang salah dalam sejarah!"

Beberapa kelompok meneriakkan "Jangan Adib", yang mengacu pada dipilihnya Mustapha Adib sebagai perdana menteri yang baru oleh para pemimpin Lebanon di bawah tekanan Perancis, pada Senin.

Setelah meninggalkan rumah Fairouz, Macron berhenti untuk berbicara dengan massa.

Baca juga: Menteri Perancis: Lebanon Berisiko Menghilang

“Saya membuat komitmen kepadanya (Fairouz), seperti saya membuat komitmen kepada Anda di sini malam ini, untuk melakukan segalanya agar reformasi dilaksanakan dan Lebanon menerima dengan lebih baik," katanya.

Ia meyakinkan massa dengan berkata, "Saya berjanji kepadamu. Aku tidak akan meninggalkanmu," ucapnya dalam sebuah siaran TV.

Macron mengunjungi Beirut untuk kedua kalinya dalam waktu kurang dari sebulan untuk mendesak dibentuknya pemerintahan baru, yang terdiri dari para ahli yang tidak ternoda oleh korupsi dan mampu membasmi korupsi, pemborosan dan kelalaian.

Selain itu, sosok yang dapat membangunan Lebanon kembali setelah ledakan dahsyat pada 4 Agustus yang menghancurkan sebagian besar wilayah Beirut dan menewaskan 190 orang.

Baca juga: Pemerintah Perancis Sampaikan Peta Jalan Reformasi untuk Pemerintahan Lebanon

Pertemuan yang hangat

Macron menggambarkan pertemuannya dengan Fairouz "sangat indah, sangat bernilai".

"Saya mengatakan banyak hal kepadanya, yang mana dia juga menggambarkannya kepada saya, tentang Lebanon yang kami cintai dan yang diharapkan banyak orang, nostalgia yang dimiliki banyak orang," ujar Macron.

Ditanya tentang lagu Fairouz favoritnya, ia menyebut "To Beirut", yang diputar saluran lokal sambil menunjukkan gambar ledakan dan akibatnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Global
Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Global
Kesalahan Teknis. Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Kesalahan Teknis. Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Global
5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

Global
AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

Global
Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Global
Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Global
Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Internasional
Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Global
Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Global
Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Global
Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Global
Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Global
Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Global
Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com