Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Butuh Cepat, AS Akan Setujui Vaksin Corona Sebelum Uji Klinis Selesai

Kompas.com - 31/08/2020, 09:06 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) kemungkinan akan memberikan persetujuan darurat untuk calon vaksin corona, meski uji klinisnya belum selesai.

Hal itu disampaikannya pada Minggu (30/8/2020) dalam sebuah wawancara dengan Financial Times.

Permintaan persetujuan yang tidak biasa seperti itu harus datang dari pengembang vaksin, kata Stephen Hahn.

Baca juga: Vaksin Covid-19 dari Seluruh Dunia Akan Diterima WHO Pekan Depan

"Jika mereka melakukannya sebelum akhir Fase III" yang melibatkan pengujian ke manusia dalam skala besar, "kami mungkin menganggapnya layak. Kami juga mungkin menganggapnya tidak layak, dan akan membuat keputusan kemudian."

Akan tetapi Hahn bersikeras dia tidak bertindak di bawah tekanan Presiden Donald Trump, yang berulang kali berjanji vaksin akan siap sebelum pemilu AS 3 November.

"Ini akan (berdasarkan) sains, ilmu kedokteran, keputusan data," ucap Hahn. "Ini tidak akan menjadi keputusan politik."

Sebanyak tiga produsen obat-obatan di negara Barat melakukan uji klinis Fase III mereka dengan lancar, dan melibatkan puluhan ribu peserta.

Ketiganya adalah AstraZeneca yang bermitra dengan Universitas Oxford di Inggris; Moderna yang menggandeng Institut Kesehatan Nasional AS; dan aliansi Pfizer/BioNTech.

Baca juga: China Diam-diam Uji Vaksin Virus Corona kepada Para Pekerjanya

Di uji coba ini, sulit diprediksi kapan hasil mutlaknnya akan muncul.

Setengah dari peserta uji coba disuntik vaksin eksperimental, sedangkan separuh lainnya diberi plasebo, menurut laporan dari kantor berita AFP Senin (31/8/2020).

Dalam prosedur normal, pengelola tes harus menunggu mungkin berbulan-bulan, untuk melihat apakah ada perbedaan signifikan secara statistik pada tingkat infeksi kedua kelompok.

Hahn juga mengatakan, otorisasi darurat belum tentu bisa mencakup distribusi ke semua orang, yang kemungkinan diprioritaskan untuk kelompok tertentu yang berisiko tinggi.

"Otorisasi darurat kami tidak sama dengan persetujuan penuh," katanya.

Baca juga: Ciptakan Vaksin Corona Pertama di Dunia, Benarkah Rusia Ambil Jalan Pintas?

Hahn belakangan ini kerap diterpa kritik dari komunitas medis, lantaran menuruti tekanan politik dari pemerintahan Trump.

Pada Maret FDA memberikan otorisasi darurat untuk penggunaan hidroksiklorokuin dalam pengobatan Covid-19, setelah Trump berulang kali menggembar-gemborkan penggunaannya.

Otorisasi itu kemudian dicabut pada Juni setelah diketahui ada efek samping serius.

Baru-baru ini Hahn juga dianggap kelewat optimis saat konferensi pers dengan Trump, tentang keefektifan plasma untuk menyembuhkan virus corona.

Dia mengatakan, plasma bisa menyelamatkan 35 dari 100 pasien, tetapi para ahli menyebut angka sebenarnya adalah 5 dari 100.

Baca juga: Soal Vaksin Corona, Meme Presiden Putin sampai Kabar Hoaks Banjiri Media Sosial

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com