Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ciptakan Vaksin Corona Pertama di Dunia, Benarkah Rusia Ambil Jalan Pintas?

Kompas.com - 24/08/2020, 11:24 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

MOSKWA, KOMPAS.com - Ketika Moskwa mengumumkan pada 11 Agustus bahwa mereka telah mendaftarkan vaksin Covid-19 pertama dan menamainya Sputnik V, pesan itu sulit untuk dilewatkan.

Pada 1957, Uni Soviet meluncurkan satelit Sputnik dan memenangkan perlombaan terkait penjelajahan ruang angkasa. Sekarang, Rusia mengatakan sedang mendorong batas-batas ilmu kedokteran.

Tetapi para kritikus melihat upaya itu terlalu memaksakan. Rasa skeptis yang timbul juga pengingat bahwa ada persaingan internasional yang ketat terkait penemuan vaksin.

Baca juga: Soal Vaksin Corona, Meme Presiden Putin sampai Kabar Hoaks Banjiri Media Sosial

Dalam perlombaan ini, ada tuduhan telah dilakukannya jalan pintas, spionase, pengambilan risiko yang tidak etis dan kecemburuan, di tengah pembicaraan tentang "nasionalisme vaksin".

Vaksin Covid-19 adalah salah satu hadiah medis yang paling berharga dan paling dicari di zaman modern.

Ini bukan hanya karena vaksin itu bisa menyelamatkan nyawa, tetapi vaksin itu diharapkan juga dapat mengakhiri masalah yang terjadi, dan mereka yang menemukannya akan mendapat validasi dan pujian.

"Saya belum pernah melihat pertaruhan politik untuk produk medis yang begitu kuat," kata Lawrence Gostin, profesor hukum kesehatan global di Universitas Georgetown di AS.

"Alasan mengapa vaksin Covid-19 terkait dengan simbolisme politik seperti itu adalah karena negara adidaya melihat vaksin sebagai proyeksi kekuatan ilmiah mereka, memvalidasi sistem politik mereka sebagai superior."

Baca juga: Rusia Uji Coba Vaksin Covid-19 Kedua Bernama EpiVacCorona, September Diperkirakan Selesai

Saat ini ada sekitar setengah lusin kandidat utama dalam uji coba tahap akhir menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), termasuk tiga di China; satu di Inggris; satu di AS, dan satu kemitraan Jerman-AS.

Biasanya dibutuhkan waktu bertahun-tahun untuk mengembangkan vaksin. Sementara semua pengembang vaksin berusaha untuk mempercepat proses, pendaftaran Sputnik Rusia menimbulkan kekhawatiran terkait terjadinya upaya mengambil jalan pintas.

Pada bulan Juli, Inggris, AS, dan Kanada menuduh agen mata-mata Rusia meretas penelitian vaksin, tuduhan yang dibantah Kremlin. Informasi dari sumber intelijen pada saat itu menyebut ada upaya pencurian data, bukan mengganggu pengembangan.

Minggu berikutnya, Departemen Kehakiman AS menuduh dua peretas China tengah menarget pengembangan vaksin atas nama badan intelijen Beijing. China membantah keras hal ini dan mengatakan mereka telah berbagi informasi tentang virus dan bekerja sama dengan mitra asing.

Baca juga: AS Tangkap Dua Peretas Asal China yang Dicurigai Mencuri Data Vaksin Virus Corona

Perhatian yang lebih besar adalah tentang upaya mengambil jalan pintas dalam dunia pengujian medis yang biasanya lambat dan menyeluruh.

"Sudah pasti ada jalan pintas yang diambil, terutama dalam kasus Rusia," kata Thomas Bollyky, direktur program kesehatan global di Council on Foreign Relations.

"Tidak sulit mengembangkan vaksin. Yang sulit adalah membuktikan bahwa vaksin itu aman dan efektif. Dan jika negara-negara hanya tertarik pada yang pertama, mereka dapat mengambil jalan pintas."

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com