WASHINGTON DC, KOMPAS.com - PBB melalui Dewan Keamanan menolak resolusi Amerika Serikat (AS) untuk memperpanjang embargo senjata Iran.
Keputusan itu disampaikan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo pada Jumat (14/8/2020). Langkah itu dinilai akan berdampak pada kesepakatan nuklir Iran.
"Gagalnya Dewan Keamanan bertindak secara tegas dalam mempertahankan perdamaian dan keamanan internasional tidak dapat dimaafkan," kata Pompeo sesaat jelang Dewan Keamanan PBB mengumumkan hasil pemungutan suara.
Baca juga: Negara Teluk Arab Sepakat, Minta PBB Perpanjang Embargo terhadap Iran
AFP memberitakan, AS kini semakin terisolasi atas Iran di Dewan Keamanan PBB sejak Presiden Donald Trump menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran pada 2018.
Embargo senjata konvensional akan berakhir pada 18 Oktober di bawah ketentuan resolusi yang menaungi kesepakatan nuklir Iran.
Resolusi itu ditandatangani pada Juli 2015 dan secara resmi dikenal sebagai Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) atau Rencana Aksi Komprehensif Bersama.
Baca juga: Dikecam karena Masih Ingin Embargo Iran, AS: Trump Punya Hak Prerogatif
Berdasarkan kesepakatan yang dinegosiasikan oleh mantan Presiden AS Barack Obama itu, Iran berkomitmen untuk membatasi aktivitas nuklirnya guna meringankan sanksi dan mendapat keuntungan-keuntungan lainnya.
Namun sejak Trump menarik AS dan memberikan sanksi sepihak terhadap Iran, Teheran mulai bergeliat untuk menekan pencabutan sanksi.
Para sekutu Eropa AS memberikan dukungannya untuk memperpanjang embargo senjata konvensional, tetapi prioritas mereka adalah untuk mempertahankan JCPOA.
Baca juga: Pejabat Iran Peringatkan Ledakan di Fasilitas Ini Bisa Lebih Besar dari Lebanon
Resolusi yang ditawarkan AS menyerukan perpanjangan embargo terhadap Iran tanpa ada batas tertentu. Dewan Keamanan PBB menolaknya.
Para diplomat mengaku khawatir resolusi itu akan mengancam kesepakatan nuklir.
Sementara itu Iran berkata, mereka memiliki hak untuk membela diri dan berlanjutnya larangan itu akan berarti diakhirinya kesepakatan nuklir.
AS lalu mengancam akan memaksakan pengembalian sanksi PBB jika resolusi tidak diperpanjang, dengan menggunakan teknik kontroversial yang disebut "snapback".
Baca juga: Presiden Perancis Peringatkan Iran Tidak Mengintervensi Politik Lebanon
Pompeo telah menawarkan AS tetap menjadi "peserta" dalam perjanjian nuklir, seperti yang tercantum dalam resolusi 2015, dan karena itu dapat memaksa pengembalian sanksi jika melihat Iran melanggar ketentuannya.
Para sekutu Eropa bersikap skeptis tentang apakah Washington dapat memberlakukan sanksi, dan memperingatkan bahwa upaya tersebut dapat mendelegitimasi Dewan Keamanan PBB.
Menurut para pakar yang dihubungi AFP, "snapback" bisa menjerumuskan Dewan Keamanan PBB ke dalam salah satu krisis diplomatik terbesar yang pernah ada.
Baca juga: Arab Saudi Minta Sikap Tegas Internasional soal Embargo Senjata Iran
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.