Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak ke Bunker Saat Terjadi Penembakan, Trump Diungsikan ke Mana?

Kompas.com - 11/08/2020, 15:24 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden AS Donald Trump dilaporkan tak diungsikan ke bunker ketika terjadi penembakan di luar Gedung Putih.

Presiden ke-45 "Negeri Uncle Sam" itu langsung sempat mendapat bisikan dari agen Secret Service, dan dibawa keluar di tengah konferensi pers.

Trump kemudian mengatakan "Oh" sebelum bergegas mengikuti langkah para pengawalnya keluar, di tengah jumpa pers yang membahas pasar saham.

Baca juga: Ada Penembakan di Luar Gedung Putih, Trump Diungsikan Saat Briefing

Berdasarkan laporan NBC, dia kemudian kembali sekitar 3-4 menit kemudian, dan menyatakan bahwa memang benar terjadi penembakan di luar Gedung Putih.

Presiden berusia 74 tahun itu menerangkan bahwa si pelaku sudah tertembus timah panas, dan segera dilarikan ke rumah sakit.

Dilansir Daily Mirror, Senin (10/8/2020), dia tidak dibawa ke bunker keamanan, tetapi berada di Ruang Oval selama insiden berlangsung.

Dalam konferensi pers di Ruang Brady, Trump memuji gerak cepat Secret Service untuk menjamin keselamatannya ketika penembakan.

"Saya tidak tahu. Apakah saya tampak kaget dan bingung," jawabnya ketika seorang awak media menanyai apakah dia merasa kebingungan.

Dalam kicauannya, pasukan pengamanan Presiden AS itu menyatakan bahwa pelaku dan seorang anggota mereka mendapat perawatan di rumah sakit.

Baca juga: Pelancong Mengklaim Kontur Tebing Ini Mirip Donald Trump

"Pada saat kejadian, tidak ada kompleks Gedung Putih yang bisa diterobos atau perbuatan yang membahayakan," jelas Secret Service.

Dalam perkembangannya, pihak keamanan menerangkan bahwa seorang petugas Secret Service menembak pria 51 tahun karena diduga membawa senjata.

Pria yang tak disebutkan identitasnya itu mengacungkan obyek ke arah petugas, dan mengambil "kuda-kuda menembak", sehingga petugas terpaksa bertindak tegas.

Trump kemudian menjelaskan bahwa sia pelaku bersenjata. Namun, dia membantah bahwa dia yang menjadi incarannya. "Tak ada hubungannya dengan saya," kata dia.

Dia melanjutkan, dirinya merasa aman dengan keberadaan paspampres AS di sisinya. "Dunia ini keras, tetapi saya aman bersama mereka. Orang-orang fantastis dan terlatih," pujinya.

Ini bukan kali pertama Gedung Putih diserang. Pada 11 November 2011, Oscar Ramiro Ortega-Hernandez menembakkan senjata semi-otomatisnya.

Setidaknya ada tujuh butir peluru yang menyasar ke lantai dua. Aparat pun tidak tahu mengenai insiden itu hingga empat hari kemudian.

Baca juga: Akurat sejak 1984, Profesor Sejarah Ini Prediksi Trump Bakal Kalah di Pilpres AS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com