Setelah pendaratan pada hari Minggu, sejumlah kapal pribadi mendekati Dragon, yang turun di laut lepas Pensacola, Florida.
Mereka yang ada di kapal pribadi itu diminta untuk pergi di tengah kekhawatiran adanya bahan kimia berbahaya yang dikeluarkan dari sistem propulsi kapsul.
Hurley mengatakan mereka tidak mengetahui ada kapal itu saat mereka masih duduk di kapsul karena tanda hangus di jendela.
"Anda bisa melihat saat itu adalah siang hari, tapi selain itu sangat sedikit yang bisa kami lihat," katanya.
Baca juga: Astronot NASA Ungkap Pengalamannya Tunggangi Crew Dragon SpaceX
Hurley mengatakan pengalaman itu "adalah salah satu penghormatan sejati sepanjang hidup saya, tetapi tentu saja, karier profesional saya".
NASA mempercayakan perjalanan astronot ke dan dari ISS ke perusahaan swasta, yaitu SpaceX dan Boeing.
Sejak pensiunnya pesawat ulang-alik pada tahun 2011, Amerika Serikat tidak memiliki pesawat yang dapat meluncurkan astronot dari negaranya.
Dalam tahun-tahun berikutnya, Amerika membayar jutaan dolar per kursi pada Rusia untuk menerbangkan kru AS dengan Soyuz.
Selama misi ulang-alik terakhir - STS-135 - pada tahun 2011, para kru meninggalkan bendera AS di stasiun ruang angkasa dengan maksud agar kru AS berikutnya, yang terbang dengan wahana ruang angkasa AS, dapat mengembalikan bendera itu ke Bumi.
Sembilan tahun kemudian, Hurley dan Behnken telah membawa kembali barang simbolis itu, yang juga terbang pada misi pesawat ulang-alik pertama pada tahun 1981.
Baca juga: Dikeroyok Orang Tak Dikenal, Remaja Peretas Situs NASA Masih Kritis
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.