Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Covid-19 di Filipina Tertinggi di Asia Tenggara, Salip Indonesia

Kompas.com - 07/08/2020, 14:59 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Bloomberg

MANILA, KOMPAS.com - Kasus Covid-19 di Filipina saat ini telah mencapai hampir 120.000 kasus, melampaui Indonesia sebagai negara terbesar terdampak pandemi virus corona di kawasan Asia Tenggara.

Padahal, menurut laporan yang dilansir dari Bloomberg pada Kamis (6/8/2020), Filipina merupakan negara di Asia Tenggara yang melakukan lockdown terlama dan terketat.

Pada pekan ini, pemerintah Filipina tengah melakukan lockdown kembali di ibu kota dan daerah sekitarnya untuk menekan penyebaran virus corona, meski ketahanan ekonomi sudah sangat tertekan, menyusut 16,5 persen dibandingkan pada kuartal II tahun lalu.

Lonjakan kasus virus corona yang terjadi di Filipina tersebut, berangkat dari kebijakan pelonggaran lockdown yang dilakukan terlalu dini.

Baca juga: Dokter Filipina Resah soal Sistem Kesehatan di Tengah Covid-19, Duterte Meradang

Berakibat terjadinya gelombang kasus infeksi baru yang terjadi saat ini, seperti yang melandar negara lainnya di Asia dan sebagian Eropa.

Di Filipina, lonjakan kasus virus corona dipicu juga karena kesalahan pengetesan dan kegagalan menerapkan protokol karantina terhdap 100.000 lebih pekerja yang pulang dari negara lain.

Setelah mengalami lockdown ketat dari pertengahan Maret sampai akhir Mei, Filipina membuka kembali aktivitas normal di ibu kota, meski kasus virus corona masih bertumbuh hingga 1.000 tiap harinya.

Ketika orang-orang kembali ke kantor dan keluarga berkumpul lagi, infeksi melonjak 500 persen dalam lebih dari dua bulan pelonggaran sebelum pemerintah memberlakukan kembali lockdown minggu ini.

Baca juga: Kasus Covid-19 Naik 5 Kali Lipat sejak Juni, Filipina Lockdown Lagi dan Kurung 27 Juta Orang


Filipina melaporkan 3.561 kasus infeksi virus corona baru pada Kamis (6/8/2020), sehingga membuat total kasusnya menjadi 119.460, melampaui 118.753 kasus yang ada di Indonesia.

Sementara, dalam sebuah pernyataan Departemen Kesehatan Filipina mengklaim bahwa meningkatnya jumlah kasus virus corona disebebkan oleh peningkatan pengawasan dan pengetesan virus corona di masyarakat, yang sekarang menjadi yang tertinggi di Asia Tenggara.

Pihak Departemen Kesehatan Filipina tersebut mengatakan bahwa Filipina telah menguji 1,5 persen populasinya, sedangkan di Indonesia 0,34 persen.

Baca juga: Kota Berusia 300 Tahun Muncul Lagi, Warga Filipina Geger

Seorang internis di Rumah Sakit Dokter Manila, Anthony Leachon mengatakan Presiden Filipina, Rodrigo Duterte terlalu cepat melonggarkan penerapan lockdown, tanpa memastikan bahwa pejabat lokal dapat melacak dan mengobati infeksi virus corona.

Leachon juga mengatakan bahwa masalah lainnya yang menjadi faktor lonjakan kasus virus corona adalah kurangnya kapasitas rumah sakit untuk menangani pasien virus corona, yang terlambat diketahui.

“Ketika kami menyadarinya, kasusnya terlalu besar untuk kami kendalikan dan pada saat kami juga kekurangan anggaran,” kata Leachon, mantan penasihat di satuan tugas virus korona pemerintah.

Baca juga: Tegakkan Pencegahan Virus Corona, Venezuela Terapkan Hukuman Push Up sampai Kerja Bakti

Pertempuran yang berlarut-larut melawan virus corona akan memberikan dampak lain bagi ekonomi Filipina.

Berdasarkan laporan yang ada, saat ini Filipina mencatat rekor tinggi terhadap jumlah pengangguran dan penurunan tajam devisa negara atas banyaknya pekerja Filipina di luar negeri yang kehilangan pekerjaan juga.

Hal tersebut, kemudian semakin membebani konsumsi swasta, yang mendorong sekitar dua pertiga dari PDB Filipina.

Baca juga: Virus Corona Jadi Penyebab Korban Tewas akibat Ledakan di Lebanon Tidak Tinggi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com