Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luncurkan Pesawat Pertama ke Mars, Uni Emirat Arab Usung Misi Berbeda

Kompas.com - 20/07/2020, 15:34 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Hope hanya dibuat dalam waktu enam tahun dengan bantuan para ahli dari Amerika.

Ketika nanti Hope berada di atmosfer Mars, diharapkan didapat data-data baru tentang atmosfer, iklim dan cuaca di planet ini.

Baca juga: Tak Mau Kalah dengan AS, China Akan Luncurkan Robot ke Mars pada Juli

Secara khusus, para ilmuwan berharap dengan data ini mereka bisa mendapatkan jawaban atas misteri yang sejauh ini belum terpecahkan: mengapa air di permukaan Mars raib dan sekarang menjadi hamparan yang tandus?

Hope juga akan dijadikan menjadi inspirasi agar anak-anak muda di UAE dan di kawasan Arab tertarik mempelajari sains di sekolah dan perguruan tinggi.

Wahana ini menjadi salah satu indikator ambisi UAE untuk tidak lagi tergantung dengan minyak dan gas.

Di masa depan mereka ingin mengembangkan ekonomi berbasis pengetahuan.

Namun misi ke Mars bukan pekerjaan mudah. Setengah dari proyek ke Planet Merah ini berakhir dengan kegagalan, kenyataan yang disadari oleh direktur proyek Hope, Omran Sharif.

Baca juga: Virus Corona Mewabah di Bumi, Misi ke Bulan dan Mars Kena Dampaknya

"Ini adalah misi riset dan tentu saja ada risiko kegagalan," kata Sharif kepada BBC News.

"Meski begitu, kegagalan tak boleh mengganggu kemajuan. Yang penting adalah, kapasitas dan kemampuan yang didapat dari UEA dari misi ini; pengetahuan yang bisa diperolah dari program ini," jelasnya.

Bagaimana UEA bisa menjalankan proyek ke Mars?

Pemerintah UEA mengatakan, mereka tak bisa membeli wahana antariksa dari perusahaan asing dan karenanya harus membuat sendiri.

Itu berarti UEA harus menggandeng beberapa universitas di Amerika yang punya pengalaman mendesain dan membuat satelit.

Tim dari UEA dan Amerika inilah yang merancang Hope, termasuk membuat tiga instrumen yang di wahana tersebut yang akan mempelajari atmosfir Mars.

Tugas dibagi menjadi dua, sebagian dikerjakan di Laboratorium Atmosferik dan Fisika Ruang Angkasa (LASP) Universitas Colorado dan sebagian lagi di Pusat Ruang Angkasa Mohammed Bin Rashid (MBRSC) di Dubai.

Baca juga: Putra Mahkota UEA Kirim Pesawat Jet untuk Pertemukan Orangtua Suriah dengan Anaknya

Insinyur senior LASP, Brett Landin, meyakini ke depan UEA bisa menjalankan misi ke ruang angkasa tanpa bantuan negara lain berkat pengalaman dari misi Hope.

Ibarat belajar naik sepeda, kata Landin, seseorang tak bisa memahami cara naik sepeda sampai ia belajar secara langsung dan kemudian menguasai teknik naik sepeda.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com