Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melbourne Lockdown 2 Kali, Pertanda Kembali Normal Tak Bisa Buru-buru

Kompas.com - 13/07/2020, 08:00 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

MELBOURNE, KOMPAS.com - Kawasan Metropolitan Melbourne dan Mitchell Shire telah kembali ke Tahap 3 pembatasan tinggal di rumah, mulai Kamis (9/7/2020).

Premier Daniel Andrews Kepala Negara Bagian Victoria mengumumkan kebijakan ini, setelah ada 191 kasus penularan baru virus corona pada Selasa malam (7/7/2020), yang menjadi kasus harian tertinggi.

Lockdown akan dilakukan selama enam minggu ke depan. Warga di kawasan metropolitan Melbourne dan Micthell Shire hanya boleh meninggalkan rumah untuk satu dari empat alasan yaitu:

  • Belanja makanan dan keperluan penting.
  • Merawat orang lain.
  • Berolaharaga.
  • Belajar atau bekerja, jika tidak bisa melakukannya di rumah

Baca juga: Covid-19, Perbatasan di Australia Tutup untuk Pertama Kalinya dalam 1 Abad

Premier Daniel mengatakan, warga tidak dapat meninggalkan kawasan metropolitan Melbourne untuk berolahraga setiap hari (jadi, tidak bisa untuk jalan-jalan atau memancing di luar kota) dan warga harus tinggal di rumah utama, bukan di rumah liburan.

Liburan sekolah akan diperpanjang untuk banyak siswa, meskipun beberapa seperti murid di kelas 11 dan 12 atau murid sekolah kejuruan, akan kembali ke sekolah setelah liburan berakhir.

Anak-anak yang orangtuanya bekerja di sektor penting boleh mengikuti program liburan yang diawasi.

Setidaknya sembilan blok perumahan di Melbourne sekarang berada di-lockdown dengan ketat. Para penghuni tidak diizinkan pergi dengan alasan apa pun.

Baca juga: Antisipasi China, Australia Siapkan Bujet Militer Rp 2.700 Triliun

Pengumuman Selasa pekan lalu ini, ditindaklanjuti dengan Kepolisian New South Wales (NSW) dan Angkatan Pertahanan Australia berkumpul untuk menutup perbatasan NSW-Victoria yang diumumkan awal pekan ini.

Polisi telah memperingatkan "konsekuensi berat", termasuk penjara atau denda yang besar bagi mereka yang berusaha melintas tanpa izin.

Kembalinya lockdown di seluruh kawasan Melbourne meresahkan, tetapi kabar baiknya adalah diketahui pembatasan aturan berhasil, setelah wargamematuhinya.

Masyarakat dapat menurunkan penularan Covid-19, selama mengikuti aturan utama yaitu mencuci tangan dengan baik, menjaga jarak fisik, tinggal di rumah saat tidak sehat, dan dites saat memiliki gejala Covid-19.

Baca juga: Eksploitasi terhadap Mahasiswa Asing di Australia, dari Pelecehan Seksual sampai Tidak Dibayar Sesuai

Dari sudut pandang kesehatan masyarakat, kembalinya lockdown di seluruh kawasan metropolitan Melbourne adalah hal yang logis untuk dilakukan saat ini.

Sudah waktunya untuk menerima jika naik turunnya tingkat aturan pembatasan adalah bagian dari kehidupan kita di tahun 2020 dan mungkin di tahun 2021.

Tak akan ada hidup normal di tahun 2021

Bagi warga Victoria, kondisi lockdown ibarat memulai segalanya kembali dari nol.

Sementara bagi kawasan Australia lainnya, lockdown menjadi berita yang meresahkan dan bukti jika situasi ini dapat terjadi kapan saja di negara bagian mana pun.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com