JENEWA, KOMPAS.com - Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada Kamis (9/7/2020) mengatakan, sedang membentuk panel independen untuk meninjau kembali penanganannya terhadap pandemi Covid-19 dan tanggapan para pemerintah.
Pembentukan panel ini diumumkan, menyusul kritik tajam dari jajaran kabinet Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, tentang peran agen global dalam krisis ini.
Namun WHO menerangkan, panel itu tidak terkait dengan AS.
Baca juga: WHO Cabang Rusia Sebut Kasus Infeksi Covid-19 Terus Meningkat Setiap Hari
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengemukakan, mantan Perdana Menteri Selandia Baru Helen Clark dan eks Presiden Liberia Ellen Johnson Sirleaf, sudah setuju untuk memimpin panel ini.
"Besarnya pandemi ini, yang telah menyentuh hampir semua orang di dunia, jelas layak mendapatkan evaluasi yang sepadan, evaluasi yang jujur," kata Tedros dalam pertemuan virtual dengan para diplomat, dikutip dari Reuters Kamis (9/7/2020).
Panel ini akan memberikan laporan sementara dalam pertemuan tahunan para Menteri Kesehatan pada November, dan menyajikan "laporan substantif" pada Mei mendatang, lanjut pria kelahiran Eritrea 55 tahun silam itu.
Baca juga: WHO Kirim Tim Pencari Pasien Pertama Covid-19 ke China
Trump menuding WHO terlalu dekat dengan China dan tidak banyak bertindak untuk mempertanyakan tindakan Beijing pada awal krisis.
Tedros membantah tuduhan itu, dengan mengatakan WHO selalu berusaha menginfokan perkembangan Covid-19 kepada dunia.
Pada Mei Trump mengatakan, AS yang merupakan donatur terbesar WHO akan keluar dari keanggotaan badan itu, kecuali ada perubahan nyata.
Ancaman itu ia tindak lanjuti pekan ini dengan memberikan peringatan satu tahun sebelum penarikan.
"Presiden sudah menjelaskan bahwa WHO perlu melakukan tindakan bersama."
"Itu dimulai dengan menunjukkan kemajuan signifikan dan kemampuan untuk mencegah, mendeteksi, dan menanggapi wabah penyakit menular dengan transparansi dan akuntabilitas," kata seorang pejabat senior AS di Washington kepada kantor berita Reuters pada Kamis (9/7/2020).
Baca juga: WHO Akui Bukti bahwa Virus Corona Dapat Menyebar Melalui Udara
WHO lalu mengeluarkan pernyataan yang mengatakan, peninjauan ini tidak terkait dengan AS, dan 194 negara anggotanya pada Mei telah meminta evaluasi tanggapan global.
Hingga Jumat (10/7/2020) lebih dari 12 juta orang telah terinfeksi oleh Covid-19 di seluruh dunia, dan lebih dari 500.000 orang meninggal sejak virus ini pertama kali merebak di Wuhan, China, akhir tahun lalu.
Lawrence Gostin profesor di Universitas Hukum Georgetown mengatakan, panel ini tidak boleh menjadi "pekerjaan orang dalam" yang dikendalikan negara-negara terdekat WHO.
Baca juga: Di Tengah Covid-19, Trump Bawa AS Mundur dari WHO
Lebih lanjut ia menekankan, panel ini juga tidak boleh menjadi calo dengan apa yang disebutnya "teori konspirasi Trump".
"Apa yang sangat penting adalah kami memiliki pakar yang benar-benar independen dari berbagai disiplin ilmu yang akan secara jujur dan terbuka meninjau COVID," imbuh Gostin.
"Apakah mereka akan meninjau tindakan China, apakah mereka akan meninjau tanggapan awal WHO terhadap China, lalu melihat hal-hal seperti... kekuatan WHO memverifikasi laporan negara secara independen?" pungkasnya.
Baca juga: Kasus Pes Muncul di Mongolia, WHO: Tidak Berisiko Tinggi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.