TOKYO, KOMPAS.com - Pemerintah Jepang telah memperingatkan para pejabat daerah selama berbulan-bulan untuk menerapkan aturan pencegahan Covid-19 ke dalam tindakan tanggap bencana alam mereka.
Warga diminta untuk mencari tempat perlindungan dengan teman atau kerabat untuk menghindari pusat evakuasi yang penuh sesak akibat banjir yang dipicu hujan lebat yang melanda di barat daya pulau Kyushu sejak Sabtu (4/7/2020).
Ada sekitar 60 orang tewas akibat banjir dan tanah longsor yang dipicu oleh hujan lebat yang melanda di barat daya pulau Kyushu, termasuk Prefektur Kumamoto.
Merespons imbauan dari pemerintah, di beberapa tempat pusat kebugaran, seperti di kota Yatsuhiro, disediakan berkotak-kotak masker, botol disinfektan, dan terdapat juga tanda bertuliskan "Tolong gunakan masker" di pintu masuk layanan kebugaran itu.
Ada juga pusat kebugaran yang kemudian berpartisipasi menyediakan 233 area tempat tidur untuk pengungsi, dan petunjuk yang mengarahkan pengungsi untuk rutin setiap pagi memeriksakan suhu tubuh dengan termometer yang selalu disterilkan setelah digunakan.
Baca juga: Banjir Dahsyat di Jepang, Ini Kisah Bos Arung Jeram yang Ikut Bantu Evakuasi
Demikian langkah-langkah yang dilakukan Jepang dalam menyikapi pandemi corona yang mengancam di dalam negeri.
Namun, untuk Aiko Ishimura yang tinggal sendiri di rumah, penyebaran virus corona tidak terlalu menjadi perhatiannya.
Sebelum tetangganya datang untuk membantunya melakukan evakuasi, laki-laki yang berusia 78 tahun itu berencana untuk mengamankan diri di rumah. Sehingga, dia tidak mempersiapkan apa pun saat pergi melakukan evakuasi.
"Jadi kami datang begitu saja (ke lokasi evakuasi). Kami terburu-buru datang ke sini, kami tidak membawa apa-apa," kata Ishimura, yang melarikan diri dengan tetangganya, kepada Reuters seperti yang dilansir dari Japan Today (9/7/2020).
Baca juga: Banjir Kumamoto di Jepang, 49 Orang Tewas, 40.000 Personel Bantu Evakuasi
"Aku sama sekali tidak khawatir tentang virus corona, tidak sama sekali," tambahnya.
Dia juga mengungkapkan bahwa sehari-hari dia tidak benar-benar menerapkan penggunaan masker dengan benar.
"Kami tidak memiliki banyak kasus di sini. Kami tidak benar-benar menggunakan masker dengan benar mengenakan masker," tambahnya, meskipun dia mengatakan dia menyimpan masker di sakunya.
Menurut laporan media setempat NHK, prefektur Kumomoto, tempat Yatsushiro berada, tercatat hanya ada 49 kasus dari lebih dari 20.000 kasus infeksi virus corona di Jepang.
Baca juga: Hujan Lebat di Jepang, 1,2 Juta Orang Diminta Evakuasi Mandiri
Sementara, di Tokyo terdapat hampir 7.000 kasus, di mana jumlahnya masih terus bertambah di antara 14 juta penduduknya.
Seorang perawat, Misa Matsuda yang terbiasa dengan banjir tahunan di wilayahnya, juga berencana untuk mengamankan diri di rumah.