Namun, ketika bangun pada Senin pagi (6/7/2020), dia terkejut ketika air banjir sudah tinggal beberapa meter saja dari rumahnya.
"Saya pikir air banjir tidak mungkin sampai dekat rumah kami, di mana ada jalan sedikit menanjak di sana," kata Matsuda, wanita berusia 48 tahun ini.
Baca juga: Tanah Longsor dan Banjir Besar Terjang Jepang, Tewaskan Sekitar 18 Orang
Bencana alam yang disebabkan cuaca ekstrem telah menjadi semakin umum di Jepang baru-baru ini.
Tahun lalu, Topan Hagibis menewaskan hampir 100 orang, setahun setelah lebih dari 200 orang tewas di barat Jepang karena banjir terburuk dalam beberapa dasawarsa.
Sementara itu, Matsuda mengatakan dia tidak terlalu khawatir tentang virus corona karena langkah-langkah dasar telah diambil.
Justru, ia mengkhawtirkan penduduk akan berkumpul untuk mengobrol, menciptakan semacam kondisi ramai yang dikatakan pihak berwenang meningkatkan risiko infeksi virus corona.
Baca juga: Banjir sampai Lantai 2, 14 Orang di Panti Jompo Jepang Diperkirakan Tewas
Pejabat kota, Takanobu Ono mengatakan pusat evakuasi terbatas hanya untuk 300 orang meski pun memiliki kapasitas untuk 500 orang.
Langkah itu dia diambil, mengingat masih ada virus corona yang menjadi pandemi.
"Baru langkah itu yang berhasil dilakukan," kata Ono. "Kenyataannya wabah virus corona kurang menjadi perhatian masyarakat. Jadi, kami mengambil langkah-langkah yang harus kami lakukan, tetapi belum begitu ketat," imbuhnya.
Baca juga: Jepang Luncurkan N700S, Shinkansen Baru yang Tahan Gempa
Para ahli bencana telah mengimbau masyarakat untuk mengungsi lebih awal dan menemukan tempat perlindungan alternatif yang aman, tapi tidak semua orang mengindahkannya.
"Kami terus berkata, 'Periksa peta bencana Anda,'" kata Masako Yoneda dari Jaringan Akademik Jepang untuk Pengurangan Bencana, yang mengeluarkan peringatan mendesak tentang topik itu pada Mei.
"Tapi tetap saja, ada orang yang tidak memeriksa," ujarnya.
Baca juga: Jepang Batal Pasang Sistem Anti-Rudal Aegis Ashore, Ini 2 Sebabnya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.