Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebut Perempuan Harus di Rumah dan Tak Usah Kerja, Pria Arab Saudi Diburu Polisi

Kompas.com - 07/07/2020, 09:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca,
Aditya Jaya Iswara

Tim Redaksi

RIYADH, KOMPAS.com - Arab Saudi dilaporkan telah mengeluarkan perintah untuk menahan seorang pria, yang videonya viral karena mengkritisi perempuan yang memutuskan bekerja.

Dalam video yang tersebar luas di media sosial tersebut, pria itu terdengar mengatakan "perempuan harus tinggal di rumah".

Menurut laporan media setempat yang dikutip dari The Independent Senin (6/7/2020), pria itu juga diduga mengucapkan bahasa kasar dan mengkritik pemberdayaan perempuan.

Baca juga: Setahun Dipenjara Tanpa Dakwaan, Kondisi Putri Kerajaan Arab Saudi Memburuk

Menanggapi video tersebut Jaksa Penuntut Umum Arab Saudi mengatakan, pihaknya akan menuntut segala sesuatu yang merugikan hak-hak perempuan yang dijamin oleh hukum Saudi, atau apa pun yang akan merusak martabat dan kebebasan perempuan yang sah.

Namun, Rothna Begum seorang peneliti senior hak-hak wanita di Human Rights Watch mengatakan kepada The Independent, otoritas Saudi harus menempuh lebih banyak cara untuk menunjukkan mereka "serius" memperjuangkan hak-hak perempuan.

Disebutkan bahwa negara kerajaan itu telah menganut beberapa reformasi untuk meningkatkan hak-hak perempuan dalam beberapa tahun terakhir.

Di antaranya adalah, mengizinkan perempuan bepergian tanpa didampingi laki-laki, tetapi para aktivis reformasi perempuan mengatakan, tetap saja perempuan jadi "penduduk kelas dua" di negara itu.

Baca juga: Anak Eks Pejabat Arab Saudi yang Mengasingkan Diri Diculik

Contoh lainnya, hingga kini pemerintah Arab Saudi juga masih menahan dan menuntut para aktivis hak-hak perempuan.

Begum mengaku tertarik menanti bagaimana otoritas Saudi akan menangkap pria yang berkomentar regresif tentang perempuan itu di Twitter.

"Pihak berwenang sendiri belum sepenuhnya menghapus sistem pendampingan pria yang menjadikan perempuan seperti anak di bawah umur selamanya di negara mereka sendiri," ujar Begum.

Sementara itu otoritas Saudi masih menahan empat aktivis hak-hak perempuan, yaitu Loujain Al Hathloul, Samar Badawi, Nouf Abdelaziz, dan Nassima al-Sadah, lanjut Begum.

Baca juga: Arab Saudi Hapus Hukuman Cambuk

Ia melanjutkan bahwa jika pemerintah Saudi ingin menunjukkan betapa seriusnya mereka mereformasi hak-hak perempuan, maka mereka harus segera membebaskan para aktivis perempuan itu tanpa syarat.

"Contohnya mencabut larangan bepergian pada semua aktivis hak-hak perempuan, dan menghapuskan sistem pendampingan laki-laki sepenuhnya."

Pria yang berkomentar jahat dalam video itu langsung memberikan klarifikasi, setelah mengetahui pihak berwenang hendak menangkapnya. 

Ia menjelaskan dirinya di video itu hanya bercanda, tidak bermaksud menyinggung para perempuan.

Baca juga: Arab Saudi Bakal Cabut Jam Malam Virus Corona

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com