Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tekan Populasi Uighur, China Paksakan Aborsi, Sterilisasi, dan Program KB

Kompas.com - 30/06/2020, 20:00 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Bila dia tidak mau melakukannya, dia akan bergabung dengan suami dan jutaan orang lain yang ditahan di kamp penahanan, karena memiliki terlalu banyak anak.

"Tuhan menitipkan anak kepada kita. Mencegah seseorang memiliki anak adalah hal yang salah," kata Omirzakh sambil berlinang air mata saat mengenang pemasangan paksa IUD.

"Mereka hendak menghancurkan kami sebagai warga."

Baca juga: Dokumen Bocor Sebut China Menahan Uighur karena Punya Jenggot

Menurut AP, hasil dari kampanye pembatasan kelahiran adalah perasaan tertekan di kalangan warga Uighur mengenai kemungkinan memiliki anak.

Di tahun 2014, hanya sekitar 240 ribu pemasangan IUD di Xinjiang. Di tahun 2018 angka naik sekitar 60 persen, mendekati angka 330 ribu pemasangan IUD.

Padahal dalam waktu yang bersamaan, penggunaan IUD menurun di China dan banyak perempuan mulai melepaskan IUD.

Menurut data dari pemerintah China, angka kelahiran di dua kawasan utama penduduk Uighur, yakni Hotan dan Kashgar, turun sebesar 60 persen dari tahun 2015 ke tahun 2018.

Di seluruh kawasan Xinjiang, angka kelahiran juga menurun, dari sebelumnya 24 persen di tahun lalu menjadi 4,2 persen secara keseluruhan.

Menurut penelitian Adrian Zenz, dana ratusan juta dolar miliki pemerintah China yang digunakan untuk membatasi kelahiran telah membuat Xinjiang berubah, dari salah satu kawasan dengan pertumbuhan terbesar menjadi salah satu yang paling lambat dalam waktu beberapa tahun saja.

Baca juga: China: UU Keamanan Nasional Bakal Jadi Pedang yang Menebas Pelanggar Hukum

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Michael Pompeo dalam pernyataannya mengecam kebijakan tersebut.

"Dunia menerima laporan yang terasa mengganggu hari ini bahwa Partai Komunis China menggunakan sterilisasi paksa, aborsi paksa dan program pembatasan kelahiran paksa terhadap warga Uighur dan kelompok minoritas lain di Xinjiang sebagai bagian dari kampanye penindasan yang terus berlanjut," kata Pompeo.

"Kami menyerukan kepada Partai Komunis China untuk segera menghentikan praktik mengerikan ini dan menyerukan kepada seluruh negara untuk bergabung bersama Amerika Serikat mendesak penghentikan tindakan tidak berperikemanusiaan tersebut."

Baca juga: Uni Eropa, Inggris, Taiwan, Kecewa China Sahkan UU Keamanan Nasional Hong Kong

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com