Penelitian yang dilakukan Prism Neuro ini melibatkan perusahaan Australia elmTEK and SRCHealth, dengan dana sebesar 432.000 dollar Australia (Rp 4,1 miliar) dari Australian Space Agency (ASA).
"Sangat menggembirakan bagi Australia untuk terlibat dalam penelitian NASA, khususnya menjawab permasalahan medis di luar angkasa serta dampak kehidupan luar angkasa bagi manusia," ujar direktur elmTEK Ganen Ganeswaran.
Sementara itu, pada Senin (15/6/2020), Australia meluncurkan pengendali misi luar angkasa yang berlokasi di Adelaide.
Mission Control Centre dari badan antariksa Australian Space Agency memungkinkan para peneliti untuk mengontrol misi luar angkasa dan berkomunikasi dengan para astronot di stasiun luar angkasa internasional ISS.
Menteri Perindustri, Sains dan Teknologi Australia, Karen Andrews menjelaskan Mission Control Centre akan mendorong pertumbuhan sektor industri luar angkasa Australia serta menciptakan lapangan kerja.
Fasilitas ini diluncurkan bersama Space Discovery Centre, yaitu fasilitas pendidikan internasional yang bertujuan mempromosikan industri luar angkasa bagi generasi muda.
Menurut laporan kantor berita AAP, Pemerintah Federal menyisihkan dana 700 juta dollar Australia (Rp 6,7 triliun) untuk sektor luar angkasa Australia, dan meningkatkan menjadi 12 miliar dollar Australia (Rp 115 triliun) untuk menciptakan 20.000 lapangan kerja pada 2030.
Baca juga: UFO Diduga Muncul di Jepang Saat Siang Bolong, Terlihat seperti Balon
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.