Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awasi UU Keamanan Nasional, China Akan Bentuk Badan Khusus di Hong Kong

Kompas.com - 21/06/2020, 20:06 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

HONG KONG, KOMPAS.com - China akan membentuk badan khusus di Hong Kong, guna mengawasi penerapan UU Keamanan Nasional yang baru disahkan.

Keputusan itu disampaikan oleh media pemerintah China pada Sabtu (21/6/2020), seraya menambahkan badan tersebut akan menindak para pembangkang.

UU baru itu juga akan menggantikan semua UU di Hong Kong apabila bertentangan setelah diterapkan, demikian kantor berita Xinhua melaporkan.

Baca juga: Protes UU Keamanan Nasional, Demonstran Hong Kong Minta Merdeka

Rencana pembentukan badan ini mengikuti kesimpulan dari pertemuan di komite pembuat UU di Beijing, yang meninjau rancangan tertentu guna menghentikan gerakan pro-demokrasi.

Pengesahan undang-undang yang sangat cepat ini menimbulkan kekhawatiran dunia, bahwa kebebasan Hong Kong akan berakhir dan beralih ke gaya komunis.

Xinhua tidak mengungkap rincian UU kontroversial ini, tetapi para penentang Beijing telah berulang kali mengutarakan kekhawatiran, ada poin yang mengizinkan China membangun badan-badan khusus di Hong Kong.

Badan keamanan khusus ini akan dibentuk oleh pemerintah pusat China, dan akan "mengawasi, membimbing, mengoordinasikan, dan mendukung" penerapan UU Keamanan Nasional di wilayah itu, tulis Xinhua dikutip dari AFP.

Kantor berita yang didirikan pada 1931 itu melanjutkan, UU tersebut akan menindak pidana "pemisahan diri, subversi kekuasaan negara, terorisme, dan yang berkolusi dengan pasukan asing serta eksternal untuk membahayakan keamanan nasional."

Apabila UU Hong Kong berbenturan dengan ketentuan perundang-undangan baru, keputusan akan diserahkan ke Komite Tetap di China, lapor Xinhua.

Baca juga: China Disebut Khianati Hong Kong Lewat UU Keamanan Nasional

"Tangan Beijing"

Pemimpin Eksekutif Hong Kong, Carrie Lam, pada Sabtu (20/6/2020) mengatakan, pemerintah setuju dengan proposal untuk membentuk "departemen khusus di kepolisian dan departemen kehakiman" untuk menjaga keamanan nasional.

Dalam pernyataan tertulis dia mengatakan, pemerintah Hong Kong "menyatakan terima kasih" atas penanganan situasi oleh Beijing.

Akan tetapi Alvin Yeung seorang anggota parlemen pro-demokrasi Hong Kong berujar, rincian tentang pelanggaran "sangat tidak jelas, yang tentu saja sangat mengkhawatirkan."

"Lebih penting lagi, hampir seperti tangan Beijing berada di pusat kendali administrasi dan peradilan Hong Kong."

Baca juga: Jika China Terapkan UU Keamanan, Inggris Siap Tampung 3 Juta Warga Hong Kong

Leung juga khawatir penyebutan dewan keamanan oleh Xinhua artinya badan itu akan dipimpin oleh kepala eksekutif Hong Kong yang tugasnya termasuk memilih hakim untuk menangani kasus-kasus pelanggaran UU Keamanan Nasional.

"Apa yang membuat saya lebih khawatir adalah jika ada hakim, nantinya, ketika mengadili kasus-kasus yang (aturannya) menguntungkan terdakwa, apakah mereka akan diganti? Bisa saja," ungkapnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com