Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Tolong Bilang Keluargaku, Aku Minta Maaf, Aku Tidak Bisa Kembali ke Hong Kong"

Kompas.com - 11/06/2020, 12:06 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

KOMPAS.com - Jack Chan (bukan nama sebenarnya) masih berusia 20 tahun. Dia merupakan satu dari 200 demonstran Hong Kong yang dipercaya kabur ke Taiwan setelah kerusuhan sosial terjadi pada Juni tahun lalu.

Chan juga dipercaya terlibat atas pelanggaran serius yang terjadi selama demonstrasi. Ketika Hong Kong menandai satu tahun gerakan anti-pemerintah yang dimulai tahun lalu, South China Morning Post menganalisis tentang nasib para demonstran ini.

Jack Chan, sebagaimana dalam wawancaranya dengan SCMP, duduk di flat-nya di Taipei yang dia bagikan dengan tujuh warga Hong Kong lainnya. Semuanya adalah demonstran dalam protes anti-pemerintah tahun lalu.

Baca juga: Es Krim Rasa Gas Air Mata di Hong Kong

Chan melarikan diri ke Taiwan setelah polisi Hong Kong mulai mencarinya atas keterlibatannya dalam pelanggaran serius selama protes.

Dia menolak untuk mengatakan apa yang telah dia lakukan, tapi dia mengaku mendukung cara-cara kekerasan karena protes damai terbukti sia-sia.

"Saya ingin mengatakan pada keluarga saya, saya minta maaf atas semua masalah yang melibatkan mereka. Mereka tidak pernah menghardik saya, tapi sangat khawatir dengan saya," ujar Chan.

Baca juga: RUU Keamanan Nasional Hong Kong Tuai Kontroversi, Apa Sebabnya?

Sehari-hari dia harus memenuhi kebutuhan hidup sekitar 100 dollar AS per minggu (setara dengan Rp 1,4 juta) dari pekerjaan sambilan.

"Saya tidak tahu apa yang akan terjadi pada saya 10 tahun ke depan. Saya tidak bisa berpikir sejauh itu."

Yang dia tahu, dia tidak akan pernah kembali ke Hong Kong karena dia takut ditahan jika menapakkan kaki di sana.

Sekitar 200 demonstran Hong Kong diyakini kabur ke Taiwan setelah kerusuhan sosial meletus pada Juni tahun lalu.

Baca juga: China Disebut Khianati Hong Kong Lewat UU Keamanan Nasional

Beberapa dari mereka kabur dari Hong Kong setelah didakwa. Lainnya kabur dengan uang jaminan saat ditahan, takut akan dibawa ke pengadilan.

Ada pun menurut orang-orang yang membantu mereka pergi, antara puluhan sampai 100 warga Hong Kong di Taiwan, beberapa masuk dengan visa turis seperti Chan sementara lainnya mendapat izin kerja.

Sebelum tahun lalu, menurut Chan, dia bukanlah seorang aktivis yang setia. Dia kadang mengambil peran dalam pawai tahunan 1 Juli tapi hampir tidak pernah menghadiri peringatan 4 Juni, yaitu peringatan penumpasan Lapangan Tiananmen 1989 di Beijing.

Baca juga: Dituntut Taiwan Minta Maaf soal Tragedi Tiananmen, China: Omong Kosong

Dia tidak punya perasaan anti-daratan utama China yang kuat, dia bahkan sesekali pergi ke Shenzhen bersama teman-temannya.

Namun tahun lalu, ketika pemerintah Hong Kong memperkenalkan RUU ekstradisi yang bisa mengirim pelaku kriminal ke daratan utama China dan aturan yurisdiksi lain yang tidak ada pengaturan pertukarannya, dia tidak hanya bergabung dengan protes tapi juga mendukung penggunaan kekerasan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com